Internasional

Ancaman Biden Omong Kosong, AS Siapkan Bantuan Baru Rp 16 T ke Israel

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 May 2024 15:40
U.S. President Joe Biden attends a joint press conference with Ukraine's President Volodymyr Zelenskiy at the White House in Washington, U.S., December 12, 2023. REUTERS/Leah Millis
Foto: REUTERS/LEAH MILLIS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joe Biden disebut sedang bergerak maju dengan kesepakatan senjata baru senilai lebih dari US$1 miliar (Rp16 triliun) untuk Israel. Pihaknya memberi tahu rencana ini ke Kongres pada Selasa (14/5/2024).

Ini merupakan sebuah paket senjata besar-besaran yang akan diberikan AS ke Israel, kurang dari seminggu setelah Gedung Putih menghentikan pengiriman bom karena rencana serangan Israel di Rafah.

Laporan Wall Street Journal menyebut paket senjata terbaru mencakup potensi transfer amunisi tank senilai US$700 juta (Rp11,2 triliun), kendaraan taktis senilai US$500 juta (Rp8 triliun), dan mortir senilai US$60 juta (Rp964 miliar).

Namun para pejabat menyebut masih ada langkah-langkah tambahan sebelum bantuan senjata tersebut disetujui dan dikirimkan.

Keputusan untuk melanjutkan proses persetujuan bantuan tersebut menggarisbawahi keengganan pemerintahan Biden untuk memperdalam perselisihannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai operasi Rafah.

Para pejabat AS menekankan penolakan terhadap serangan besar-besaran Israel di kota tersebut. Mereka mengatakan hal itu dapat mengakibatkan banyak korban sipil dan memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza tanpa mengakhiri ketegangan dengan Hamas.

Namun sejauh ini mereka menyatakan penolakan mereka hanya dengan menahan satu pengiriman bom seberat 2.000 pon.

Presiden Biden mengatakan pekan lalu bahwa dia akan mempertimbangkan untuk menahan senjata tambahan jika Israel menyerang Rafah. Dia menambahkan akan terus menyediakan senjata yang dapat digunakan negaranya untuk membela diri.

"Kami terus mengirimkan bantuan militer," kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan kepada wartawan pada Senin. "Kami telah menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon karena kami yakin bom tersebut tidak boleh dijatuhkan di kota-kota padat penduduk."

Israel telah melakukan serangan udara dan mengirim pasukan ke Rafah selama seminggu terakhir. Hal ini dilakukan untuk menekan Hamas agar melakukan kesepakatan yang membebaskan sandera dengan imbalan gencatan senjata sementara.

AS telah mengirimkan puluhan ribu bom, tank dan amunisi artileri, senjata presisi dan peralatan pertahanan udara kepada Israel sejak perang dimulai, seringkali menggunakan dana transfer senjata senilai US$23 miliar yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres.

Peluru tank, kendaraan dan mortir dalam paket yang dikirim ke Kongres pada Selasa adalah contoh langka dari kesepakatan senjata baru dengan Israel sejak Oktober lalu. Senjata baru ini dapat mengisi kembali persediaan senjata Israel yang telah habis selama lebih dari setengah tahun perang di Gaza.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Akui Hamas 'Tak Terkalahkan', Ini Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular