Di Depan Investor, Sri Mulyani Beberkan Kengerian Dunia

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
15 May 2024 12:13
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (Tangkapan Layar Youtube Mahkamah Konstitusi RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (Tangkapan Layar Youtube Mahkamah Konstitusi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih penuh dengan tantangan. Tantangan itu, kata dia, membuat seluruh negara harus dihadapkan pada kondisi dan pilihan yang serba sulit.

"Kami paham betul bahwa lingkungan global masih penuh tantangan," kata Sri Mulyani dalam pertemuan Fitch on Indonesia, di Jakarta, Rabu, (15/5/2024).

Sri Mulyani mengatakan tantangan yang dihadapi perekonomian dunia di antaranya era suku bunga tinggi, dan ketegangan politik. Selain itu, struktur perekonomian juga benar-benar berubah karena perkembangan teknologi digital hingga kecerdasan buatan.

Dia melanjutkan masalah populasi yang menua dan perubahan iklim menggenapkan masalah yang harus dihadapi oleh setiap negara. Menurutnya, beberapa isu itu selalu diungkit dalam forum internasional yang didatanginya seperti pertemuan tahunan Islamic Development Bank, Asian Development Bank, OECD hingga G20.

"Ini semua adalah masalah yang sedang dibahas secara global pada forum yang baru-baru ini saya hadiri," kata dia.

Sri Mulyani berkata banyak negara harus menghadapi tantangan itu dalam kondisi yang belum pulih dari efek pandemi Covid-19. Harga komoditas melonjak, sementara pertumbuhan ekonomi melemah, utang menumpuk dan fundamental ekonomi yang rapuh.

"Jadi ini bukanlah lingkungan yang mudah bagi negara mana pun untuk beroperasi," katanya.

Dia mengatakan kondisi geopolitik membuat semua proses pengambilan keputusan menjadi sangat rumit. Jika hanya soal ekonomi dan finansial, kata dia, maka keputusan bisa didasarkan pada pertimbangan untung rugi.

Namun, dengan kondisi geopolitik yang panas, negara dihadapkan pada variabel pertimbangan yang lebih rumit seperti keamanan hingga pertimbangan kawan-lawan. "Ini merupakan lanskap yang benar-benar berbeda," kata dia.


(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru AS, Rusia, China Sampai India, Sri Mulyani Was-was!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular