Menteri Jokowi Buka-bukaan Potensi RI Resesi, Ini Penjelasannya!

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
14 May 2024 12:55
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (8/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (8/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini Indonesia hampir tidak mungkin mengalami resesi. Berbeda dibandingkan dengan beberapa negara seperti Sri Lanka, Bangladesh, Maladewa dan Laos.

"Kalau dilihat apakah dengan terjadinya ketidakpastian, negara kita akan terjadi resesi? Dari beberapa survei, kita probabilitasnya yang terendah di dunia, yaitu 1,5%," kata Airlangga dalam Rapat Kerja Nasional Percepatan Penyelesaian dan Pra Evaluasi PSN, di Jakarta, Selasa, (14/5/2024).

Airlangga mengatakan level kemungkinan Indonesia mengalami resesi lebih kecil ketimbang negara lain dunia. Berdasarkan data yang dipaparkan Airlangga, Jerman punya probabilitas resesi paling tinggi mencapai 60%; Italia mencapai 55%; zona Eropa 40%; Thailand 30%; dan Korea Selatan 15%.

Airlangga menyebut probabilitas resesi yang rendah itu menunjukkan ekonomi RI mempunyai resiliensi terhadap ketidakpastian kondisi dunia. Dia mengatakan di tengah kondisi geopolitik yang semakin panas, perekonomian Indonesia pada triwulan I 2024 berhasil mencapai 5,11%. "Itu salah satu yang tertinggi selama ini," kata dia.

Airlangga mengatakan dengan pertumbuhan setinggi itu, Indonesia masih mampu menjaga tingkat inflasi sesuai target dalam APBN. Dia mengatakan kuatnya pondasi ekonomi ini membuat Indonesia mendapatkan penilaian bagus dari berbagi lembaga rating.

"Kita dapat rating yang baik dan inflasi kita juga di 2,5% +-1%," kata dia.

Airlangga berkata pertumbuhan ekonomi RI tak hanya tinggi, tapi juga merata. Hal itu ditunjukkan dengan pertumbuhan yang merata di seluruh pulau.

"Meskipun Jawa masih 57,7% (kontribusinya) tapi pertumbuhan wilayah timur cukup tinggi, sebagai contoh di Maluku, Papua 12,15%, Sulawesi 6,36%, dan Kalimantan 6,17%," katanya.


(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Mesin Ekonomi Baru, Sekali Gas yang Lain Ketinggalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular