Israel Terjepit! 57 Negara Islam Sepakat Lakukan Ini

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
12 May 2024 17:45
This handout picture provided by the Palestinian Press Office (PPO) on November 11, 2023, shows front row from 2nd left: Syria's President Bashar al-Assad, Egypt's President Abdel Fatah al-Sisi, Jordan's King Abdullah II, Saudi Crown Prince Mohammed bin Salman, Palestinain president Mahmud Abbas, Turkish President Recep Tayyip Erdogan, Iran's President Ebrahim Raisi and Qatar's Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, standing for a group picture ahead of an emergency meeting of the Arab League and the Organisation of Islamic Cooperation (OIC), in Riyadh. Arab leaders and Iran's president are in the Saudi capital on November 11, for a summit meeting expected to underscore demands that Israel's war in Gaza end before the violence draws in other countries. The emergency meeting of the Arab League and the Organisation of Islamic Cooperation (OIC) comes after Hamas militants' bloody October 7 attacks that Israeli officials say left about 1,200 people dead and 239 taken hostage. (Photo by Thaer GHANAIM / PPO / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
Foto: AFP/THAER GHANAIM

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terus mengecam serangan Israel ke warga Palestina. Lembaga itu mendesak 57 negara anggotanya menjatuhkan sanksi pada Israel.

Desakan itu dilakukan saat resolusi yang diadakan dalam akhir konferensi di Gambia. Sejumlah hal diminta OKI untuk bisa dilakukan oleh puluhan anggotanya.

Mulai dari menjatuhkan sanksi terhadap Israel, kekuatan pendudukan, dan menghentikan ekspor senjata dan amunisi yang digunakan oleh tentaranya untuk melakukan kejahatan genosida di Gaza.

"Untuk melakukan tekanan diplomatik, politik dan hukum dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan kejahatan pendudukan kolonial Israel, dan perang genosida yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina, termasuk dengan menjatuhkan sanksi," isi resolusi OKI yang dilaporkan AFP, dikutip Minggu (12/5/2024).

OKI juga meminta adanya gencatan senjata antar dua negara. Hal itu dilakukan secara permanen dan tanpa syarat apapun.

KTT OKI ke-15 itu hanya dihadiri segelintir pemimpin Afrika. Sebagian besar dari negara anggotanya hanya mengirimkan perwakilan. Sebagai informasi, OKI didirikan tahun 1969. Yakni usai pembakaran masjid Al-Aqsa, Yerussalem.

Tujuan pembentukan OKI adalah meningkatkan solidaritas umat Islam. Selain itu juga mendukung perjuangan Palestina dan mempertahankan situs suci umat Islam.

Terkait serangan Israel, OKI sudah pernah mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan pasukan negara itu di Gaza pada November lalu. Namun menahan diri melakukan tindakan ekonomi dan politik untuk menghukum Israel atas serangannya.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara perihal negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Ia menjamin, gencatan senjata bisa terjadi dengan beberapa syarat.

Syarat utama, kata Joe Biden, jika Hamas mau melepaskan seluruh sandera warga Israel yang kini masih ditahan di Gaza.

"Seperti yang sudah saya katakan, terserah pada Hamas jika mereka ingin melakukannya (gencatan senjata), kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata (bisa saja) dimulai besok," kata Biden menhgutip CNN, Minggu (12/5/2024).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 57 Negara Islam Adopsi Resolusi Baru soal Israel, Sepakat Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular