
Langit Malam Bersolek Aurora Dampak Badai Matahari
Badai Matahari ekstrem, terparah dalam 20 tahun terakhir, yang melanda Bumi sejak Jumat (10/5) menghasilkan pemandangan indah.

Suasana pemandangan Aurora Borealis terlihat di jalan saat langit malam di kawasan Estacada, Oregon, (10/5). (AP Photo/Jenny Kane)

Badai Matahari ekstrem, terparah dalam 20 tahun terakhir, yang melanda Bumi sejak Jumat (10/5) dilaporkan membuat pemadaman listrik sehingga memunculkan pemandangan langit malam indah. (Carlos Avila Gonzalez/San Francisco Chronicle via AP)

Cahaya Utara, atau Aurora Borealis, juga terlihat menerangi langit malam di atas pegunungan di celah Le Col des Mosses, Ormont-Dessous, Swiss, dini hari Sabtu, 11 Mei 2024. (Jean-Christophe Bott/Keystone via AP)

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) di Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), Badai Matahari ini terjadi imbas lontaran massa koronal (CME) itu terjadi tepat setelah pukul 16.00 GMT (23.00 WIB). (Patrick Pleul/dpa via AP)

Tidak seperti kilatan api matahari, yang bergerak dengan kecepatan cahaya dan mencapai Bumi dalam waktu sekitar delapan menit, CME bergerak dengan kecepatan yang lebih tenang, dan para pejabat memperkirakan kecepatan rata-rata saat ini adalah 800 kilometer (500 mil) per detik.(Jean-Christophe Bott/Keystone via AP)

CME berasal dari gugus bintik matahari raksasa yang berukuran 17 kali lebih luas dari planet kita. (AP Photo/Jenny Kane)

SWPC NOAA mengungkap Badai Matahari ini bersumber dari Bintik Matahari raksasa bernama AR3664. (Gyorgy Varga//MTI via AP)