Internasional

AS-China-Rusia-Arab Respons 'Genosida' Baru Israel di Rafah, Sebut Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
08 May 2024 07:40
Kendaraan militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza selatan, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 7 Mei 2024. (Israel Defense Forces/Handout via REUTERS)
Foto: Kendaraan militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza selatan, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 7 Mei 2024. (via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara dunia menyuarakan penolakannya terhadap rencana Israel menyerang titik paling Selatan Gaza, Rafah. Israel, yang saat ini terus membombardir wilayah itu dari udara, berencana melakukan serangan darat dengan menerjunkan pasukan serta tank-tank militer ke sana.

Rafah saat ini dihuni 1,4 juta pengungsi Palestina, yang terpaksa kehilangan rumah di seluruh Gaza karena perang yang dilancarkan Israel sejak Oktober 2023. Penolakan ini disuarakan lantaran serangan ke benteng terakhir warga Gaza itu dapat memicu gelombang bencana kemanusiaan baru, termasuk tewasnya warga sipil.

Hingga kini, sudah 34,789 warga Gaza mati terbunuh karena gempuran Israel, dengan korban anak-anak dan wanita mendominasi. Sebanyak 78,204 juga terluka akibat serangan Negeri Zionis.

Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Rabu (8/5/2024)

1. Amerika Serikat (AS)

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa meski Washington merupakan sekutu strategis, pihaknya tidak akan mendukung rencana serangan ke Rafah. Hal ini juga telah ditegaskan Biden dalam sebuah percakapan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

"Presiden menegaskan kembali posisinya yang jelas mengenai Rafah," kata Gedung Putih dalam pembacaan percakapan telepon tersebut, Selasa.

Washington sendiri telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan mendukung serangan Israel atau operasi militer di Rafah tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil Palestina. AS sendiri merupakan sekutu dekat Israel yang kerap mendukung tindakan negeri itu.

2. China dan Prancis

Penolakan juga disuarakan oleh Presiden China Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dalam forum pertemuan keduanya, Selasa baik Xi dan Macron menegaskan kembali kebutuhan mutlak untuk melindungi warga sipil di Gaza.

"Menekankan perlunya gencatan senjata segera dan berkelanjutan, China dan Prancis pada Selasa menentang operasi militer Israel di kota Rafah di wilayah Gaza," tulis pernyataan keduanya.

3. Uni Eropa

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, mengatakan bahwa invasi apa pun di Gaza hanya akan menyebabkan konsekuensi kemanusiaan. Bahkan, ujarnya, 'lebih buruk dan tidak dapat diterima'.

"Gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat bagi semua sandera sangatlah mendesak. Saat kelaparan terjadi di Gaza, Israel harus memastikan akses kemanusiaan", tambah Borrell.

4. Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan kembali peringatan kepada Israel agar tidak melancarkan operasi terhadap kota Rafah. Riyadh menjelaskan bahwa pihaknya menentang semua pelanggaran terang-terangan Israel terhadap semua resolusi internasional.

"Kami mengutuk pelanggaran tanpa henti terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional yang memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza dan menghambat upaya perdamaian internasional," tulis lembaga resmi itu.

7. Rusia

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan pada hari Selasa bahwa tindakan Israel di Rafah mengakibatkan bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.

"Ini adalah bencana kemanusiaan, banyak warga sipil di sana sekarang, termasuk perempuan, anak-anak - lebih dari 1,5 juta orang berkumpul di selatan Jalur Gaza, di wilayah Rafah," katanya kepada wartawan.

8. Indonesia

Indonesia juga tidak ketinggalan dalam menyuarakan penolakan atas rencana serangan militer Israel di Rafah. Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan bahwa Indonesia mengecam keras serangan militer Israel atas kota Rafah di Gaza serta penguasaan atas Perbatasan Rafah di sisi Palestina.

"Setiap upaya pemindahan atau pengusiran warga Palestina, termasuk dari Rafah, tidak dapat diterima karena tindakan tersebut merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan," tulis Kementerian Luar Negeri RI.

Lebih lanjut, Indonesia juga menegaskan kembali seruan gencatan senjata permanen di Gaza, termasuk juga menghapuskan semua hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.

"Komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, harus segera menghentikan kejahatan brutal Israel dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Resmi Setop Kirim Senjata ke Israel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular