RI Kerjasama dengan Korea Telusuri 'Harta Karun Super Langka' Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 May 2024 16:50
Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang bekerja sama dengan institusi Geologi Korea Selatan untuk menggarap potensi 'harta karun super langka' atau Logam Tanah Jarang di Indonesia.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menyebutkan, Indonesia bekerja sama dengan Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM) mulai tahun 2024 ini. Salah satu wilayah yang menjadi fokus eksplorasi adalah di wilayah Mamuju, Sumatera Barat.

"Jadi kita bageol kerja sama dengan KIGAM jadi semacam Badan Geologi Korea kuhsus untuk critical mineral. Kemarin ada salah satu lokasi yang disetujui ada di Mamuju dan lokasi dekat-dekat situ sebenarnya ada lokasi lain tapi fokus sini dulu baru bisa pindah. Waktu itu baru mulai tahun ini," ungkap Wafid saat ditemui di sela acara Forum Geologi Tata Lingkungan Nasional, di Gedung Bidakara Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Dia mengungkapkan bahwa wilayah mamuju saat ini sudah dalam tahap pengusulan oleh Badan Geologi kepada Menteri ESDM dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) untuk dilelang. "Sudah usul ke Pak Menteri," tambahnya.

"Yang jelas kami Badan Geologi sudah usul tinggal follow up Ditjen Minerba," ujarnya

Sedangkan, saat ini pihaknya terus mengeksplorasi sebanyak 47 mineral kritis dan 22 mineral strategis di seluruh wilayah Indonesia. "Ya terus (eksplorasi) sesuai rencana kita terus sebagaimana yang sampaikan tadi 47 mineral kritis dan 22 mineral strategis jadi fokus semua," imbuh Wafid.

Selain itu, dia mengatakan penting untuk mengeksplorasi mineral kritis dan mineral strategis di Indonesia lantaran komoditas tersebut banyak dibutuhkan untuk alat elektronik, alutsista, dan benda futuristik.

"REE itu kan mineral penting kalau kita bicara alutsista terus elektronik ke depan, kemudian yang futuristik ke depan kita semua antisipasi," tandasnya


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Batu Bara RI Mengandung 'Harta Karun Super Langka' Benarkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular