
Defisit Melebar Saat Prabowo Menjabat, APBN Tak Lagi Disiplin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada 2025 melebar dibanding 2024. Sebagaimana diketahui, 2025 merupakan tahun anggaran pertama pemerintahan calon presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, sasaran defisit APBN 2025 ditetapkan sebesar 2,45%-2,8% dari produk domestik bruto (PDB). Padahal, dalam APBN 2024 defisitnya hanya ditetapkan 2,29% dari PDB.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pelebaran defisit itu masih dalam rentang pengelolaan fiskal yang disiplin. Sebagaimana diketahui batas aman defisit APBN adalah 3% dari PDB berdasarkan UU Keuangan Negara.
"Karena itu ini kan sudah bertahun-tahun ini kan kita mengedepankan disiplin fiskal," kata Febrio di Jakarta Convention Center, Senin (6/5/2024).
Febrio mengatakan, disiplin fiskal itu akan tetap menjadi pedoman pemerintah dalam mengelola APBN karena menjadi salah satu faktor penopang pertumbuhan ekonomi ke depan.
Apalagi perekonomian global menurutnya masih akan berat ke depan akibat tingginya kebijakan suku bunga acuan bank sentral dan peperangan di berbagai tempat yang sebabkan harga-harga komoditas bergejolak.
"Kita dihadapkan pada bunga yang masih tinggi, kita dihadapkan pada harga komoditas yang volatile, kita dihadapkan pada kurs yang akan terdampak kalau kita tidak hati-hati. Makanya ini harus kita kelola dengan baik, makanya disiplin fiskal akan tetap kita kedepankan," ucap Febrio.
Dengan tata kelola APBN yang tetap dijaga disiplin itu, ia memastikan belanja negara ke depan tidak akan sembarangan dikeluarkan, melainkan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita bisa tumbuh 5% itu bukan sesuatu yang terjadi otomatis. Misalnya kuartal ini kita tumbuh 5,11% itu adalah hasil dari bagaimana kita crafting belanja negara demikian rupa supaya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Ingat pertumbuhan ekonomi yang baik menghasilkan penerimaan negara yang baik," tuturnya.
Dengan target defisit APBN di rentang 2,45% sampai dengan 2,8% dari PDB, pemerintah dalam RKP 2025 menetapkan sasaran pendapatan negara dan hibah 13,7%-15% dari PDB, dengan belanja negara sebesar 16,15%-17,8% PDB.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Prabowo Siap-Siap! Utang Jatuh Tempo RI Rp 782 Triliun di 2025