LPEM UI: Ekonomi RI Diproyeksi Tumbuh 5,17% di Kuartal I

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 06/05/2024 09:05 WIB
Foto: Jembatan Semanggi. (Dok: PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 akan berada dalam kisaran 5,12%- 5,17%. Menurut LPEM UI, pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik dan realisasi investasi langsung.

Dalam catatannya, LPEM menilai perekonomian Indonesia pada awal tahun 2024 diwarnai oleh tren positif dan tantangan yang muncul dari eksternal.

"Meskipun investasi meningkat pada kuartal pertama, dengan total investasi mencapai Rp401,5 triliun, meningkat 22,1% (yoy), namun neraca perdagangan justru mengalami penurunan," tulis Macroeconomic, Finance and Political Economy Research Group LPEM UI Jahen F. Rezki, Teuky Rifky dan lainnya dalam catatannya, dikutip Senin (6/5/2024).


Surplus perdagangan turun menjadi US$ 7,34 miliar pada kuartal I-2024, mengalami kontraksi sebesar 39,40% (yoy), terutama disebabkan oleh penurunan ekspor yang lebih signifikan dibandingkan impor.

Menurut LPEM, perlambatan ekspor dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perlambatan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas yang lebih rendah. Di sisi lain, capital outflow cukup deras pada akhir kuartal I-2024

"Telah terjadi arus keluar modal dari pasar obligasi Indonesia, dengan keluarnya US$1,89 miliar pada kuartal pertama, kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed) dan ketidakpastian geopolitik global," ungkap LPEM.

Arus modal keluar ini, bersama dengan depresiasi Rupiah yang melemah 2,96% (ytd) pada akhir Maret 2024. Kondisi ini menunjukkan masih adanya tekanan terhadap stabilitas eksternal Indonesia.

Meski demikian, LPEM melihat kondisi perekonomian dalam negeri selama triwulan I-2024 cukup baik. Pemilihan umum dan beberapa periode libur panjang berpotensi mendorong konsumsi dan belanja terkait lainnya.

Selain itu, momen Ramadhan dapat memberikan dukungan tambahan terhadap pertumbuhan perekonomian. Lebih lanjut, realisasi investasi yang jauh lebih tinggi dari target mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

"Oleh karena itu, kami melihat PDB akan tumbuh 5,15% pada kuartal I-2024 (estimasi kisaran 5,12%-5,17%) dan 5,1% untuk keseluruhan tahun 2024," tegas LPEM.

Perkiraan ini senada dengan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,17% pada kuartal I-2024. "Kinerja konsumsi yang baik, kegiatan manufaktur positif, capital cukup baik," ujarnua, Jumat (3/5/2024).

Menurutnya ada empat faktor yang membuatnya yakin ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%. Sri Mulyani mengatakan faktor penopang pertumbuhan ekonomi itu yang pertama adalah kinerja ekspor Indonesia.

Dia menyebut pada 3 bulan pertama 2024, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekspor 3,5%. Kinerja itu memang lebih rendah dari 2023 yang mencapai 8,6%, namun dinilai masih cukup baik.

"Pertumbuhan ekonomi di awal 2024 terutama sampai dengan Q1 masih cukup kuat karena berbagai faktor," kata dia.

Kedua, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi itu akan ditopang oleh faktor kedua yaitu belanja Kementerian dan Lembaga.

Dia mengatakan belanja Kementerian maupun Lembaga banyak yang sifatnya front loading, seperti untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum, dan pembayaran gaji yang mengalami kenaikan 8%, serta pensiun yang meningkat 12%, serta pembayaran tunjangan hari raya (THR) 100%.

"Selain ekspor yang masih cukup positif, dari sisi belanja juga banyak yang sifatnya front loading," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan faktor ketiga adalah belanja infrastruktur yang berjalan cukup baik. "Untuk beberapa belanja infrastruktur juga tetap berjalan cukup baik," kata dia.

Dia melanjutkan faktor keempat adalah belanja bantuan sosial. Dia mengatakan pada kuartal I tahun lalu, belanja bansos sempat terkendala oleh perbaikan data. Sementara untuk tahun ini, penyaluran bansos bisa dilakukan sejak awal tahun karena data yang dibutuhkan sudah tersedia.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Dijaga, Sektor Padat Karya Didorong Tumbuh