Dunia Sedang Tidak Aman, ADB Ramal Ekonomi RI Masih Cerah
Tbilisi, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh kuat pada level 5% pada 2024 dan 2025 di tengah sederet ancaman besar.
"Menurut saya perekonomian Indonesia cukup kuat, kami memperkirakan sekitar 5,0% untuk tahun ini dan kemudian tahun depan," ungkap Jiro Tominaga, Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia saat berbincang di sela-sela Pertemuan Tahunan ADB ke-57 di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024)
Dorongan terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga. Kemampuan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menjaga inflasi pada level 2,8% membuat daya beli masyarakat tetap mendorong perekonomian.
Kemudian investasi, menurut Jiro tetap baik meskipun ada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Investor juga lebih cepat keluar dari situasi wait and see karena sudah ada kepastian pemerintah baru, yaitu Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Gibran Rakabuming Raka.
"Saya melihat ke depan akan ada peningkatan investasi," ujarnya. Sementara ekspor tidak akan setinggi dua tahun terakhir, karena harga komoditas utama seperti batu bara hingga minyak kelapa sawit (CPO) turun drastis.
Tantangan besar yang harus dihadapi pemerintah Indonesia dan negara lain di dunia adalah tensi geopolitik, berkaitan dengan perang besar terjadi antara Rusia dan Ukraina belum usai. Kemudian beberapa bulan lalu juga terjadi perang antara Israel dan Hamas serta memicu ketegangan antara negara maju.
Situasi tersebut mempengaruhi sederet persoalan yang berkaitan dengan kebutuhan orang banyak. Salah satunya energi. Perang mengakibatkan harga energi, seperti bahan bakar minyak naik drastis.
Negara maju mungkin lebih baik dalam melakukan mitigasi. Akan tetapi negara berkembang dan miskin tidak cukup banyak yang mampu melakukan penanganan. Salah satunya karena alasan keterbatasan anggaran. Peningkatan utang yang menjadi solusi banyak negara harus hadapi tantangan suku bunga tinggi dalam waktu yang panjang.
Pada kesempatan yang sama ada perubahan iklim yang sangat ekstrem. Indonesia juga merasakan dampak keempat krisis tersebut, meskipun bisa dimitigasi oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan.
"Hal-hal tersebut akan menjadi risiko yang bisa menekan perekonomian, meski secara umum fundamental ekonomi masih kuat," paparnya.
Jiro menyarankan agar reformasi struktural yang sudah berjalan tetap dilanjutkan ke depan. Antara lain pembangunan infrastruktur, pembangunan kualitas sumber daya manusia dan sederet perbaikan regulasi serta mendorong pengembangan investasi hijau.
"Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan juga akan menjadi kunci menciptakan Indonesia yang lebih baik ke depan," kata Jiro.
(haa/haa)