ADB Annual Meeting

Termasuk RI, Negara di Asia Pasifik Dihantam 4 Krisis Sekaligus!

MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
Minggu, 05/05/2024 15:30 WIB
Foto: Annua Meeting Asian Development Bank ADB) .(Dok. ADB)

Tbilisi, CNBC Indonesia - Periode 2023 merupakan tahun yang sulit bagi negara di Asia Pasifik. Hal ini mengingat ada empat krisis yang datang sekaligus dan memberikan dampak besar terhadap manusia.

Hal ini disampaikan Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa dalam Pertemuan Tahunan ke-57 di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024).

"Selama setahun terakhir, negara-negara berkembang anggota kami (DMC) telah menghadapi tantangan perubahan iklim, konflik, kerawanan pangan, dan peningkatan utang yang semakin besar," ungkapnya.


Konflik yang dimaksud berkaitan dengan perang besar terjadi antara Rusia dan Ukraina belum usai. Kemudian beberapa bulan lalu juga terjadi perang antara Israel dan Hammas serta memicu ketegangan antara negara maju.

Situasi tersebut mempengaruhi sederet persoalan yang berkaitan dengan kebutuhan orang banyak. Salah satunya energi. Perang mengakibatkan harga energi, seperti bahan bakar minyak naik drastis.

Negara maju mungkin lebih baik dalam melakukan mitigasi. Akan tetapi negara berkembang dan miskin tidak cukup banyak yang mampu melakukan penanganan. Salah satunya karena alasan keterbatasan anggaran. Peningkatan utang yang menjadi solusi banyak negara harus hadapi tantangan suku bunga tinggi dalam waktu yang panjang.

Pada kesempatan yang sama ada perubahan iklim yang sangat ekstrem. Indonesia juga merasakan dampak keempat krisis tersebut, meskipun bisa dimitigasi oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan.

"Krisis iklim khususnya mengancam pembangunan di kawasan ini. Tahun 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat. Tahun lalu juga terjadi bencana, sebagian besar disebabkan oleh bencana alam, yang berdampak pada sekitar 44 juta orang di Asia dan Pasifik," papar Asakawa.

ADB memastikan secara aktif mengembangkan misi untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada negara-negara berkembang anggotanya dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Antara lain komitmen kapasitas pinjaman baru hingga US$ 100 miliar satu dekade ke depan.

Asakawa melihat, negara di Asia Pasifik akan mampu bertahan dan tetap tumbuh ke depan meski berada di tengah tantangan besar. "Prospek Asia dan Pasifik tetap solid," tegasnya.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri