
Ditanya Soal Pemberian Insentif Mobil Hybrid, Begini Jawaban Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai pemberian insentif untuk mobil hybrid. Menurutnya saat ini masih dalam tahap pembahasan di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
"Masih dibicarakan dengan menteri ekonomi dan Menteri Perindustrian, belum," kata Jokowi di pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2024).
Sebelumnya, Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah akan memberikan insentif pajak untuk pembelian mobil hybrid. Insentif ini termasuk PPN DTP sebesar 1%.
"Sama PPN DTP, kalau sekarang kan di 1%, nanti kita akan exercise. Kira-kira (sama dengan insentif mobil listrik)," ungkap Airlangga.
Menurut Airlangga, kebijakan ini akan dibahas antar kementerian dan lembaga. Saat ini, jajarannya masih mengkaji lebih lanjut.
Airlangga mengaku telah memiliki hitung-hitungan dari hasil pemberian insentif PPN DTP terhadap harga jual mobil hybrid ke depan. Namun, ia enggan mengungkapkan besaran penurunannya sebelum kajiannya selesai dibahas dan dirapatkan dengan kementerian terkait.
Ketika ditanya kapan insentif itu akan bisa direalisasikan pemberiannya bagi para pembeli mobil hybrid, Airlangga mengatakan harus dikaji dulu dengan K/L terkait.
Jika pemberian PPN DTP 1% sama dengan mobil listrik maka, pembeli bisa mendapatkan insentif ini dengan membeli mobil hybrid dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kendaraan tersebut minimal 40 persen.
Dinilai Tidak Penting
Sementara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, insentif Hybrid yang diminta sejumlah pabrikan kurang penting. Pasalnya, mobil Hybrid yang ada saat ini masih menggunakan bensin, berbeda dengan mobil battery electric vehicle (BEV).
"Ya sebenarnya menurut saya gak penting-penting amat karena apa? karena toh masih pakai bensin dan tambah lagi apakah itu menjadi beban bagi pengendara saya juga gak ngerti karena harus ada dua hal kan. satu ada bensin satu ada listriknya. Tapi konsumennya akan menentukan," kata Moeldoko di IIMS 2024, Februari lalu.
Karenanya, Ia menilai insentif yang ada tetap seperti saat ini, yakni mengarah pada BEV murni. Insentif ini bakal lebih berdampak kepada masyarakat karena tidak adanya penggunaan bensin yang selama ini menjadi beban APBN.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Insentif Mobil Hybrid Dianggap Gak Penting, Begini Penjelasan Moeldoko
