Internasional

Geger PM Muslim Eropa Pembela Palestina Mundur, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 April 2024 07:40
Humza Yousaf resmi dilantik sebagai pemimpin baru Skotlandia pada Rabu, (29/3/2023). (Getty Images/Jeff J Mitchell)
Foto: PM Skotlandia Humza Yousaf mengundurkan diri (Getty Images/Jeff J Mitchell)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Skotlandia Humza Yousaf mengundurkan diri Senin waktu setempat. Padahal PM Muslim yang kerap bersuara keras membela Palestina itu baru setahun menjabat.

Pengunduran dirinya diumumkan di sela-sela konferensi pers di Edinburg. Pria 39 tahun itu melakukan langkah tersebut pasca keputusan mengakhiri kesepakatan pembagian kekuasaan antara Partai Nasional Skotlandia (SNP), yang pro-kemerdekaan, dan dengan Partai Hijau.

Mengutip AFP, perselisihan mengenai target perubahan iklim menjadi persoalan mendasar. Pemerintah Yousaf dianggap mengabaikan target ambisius untuk transisi menuju emisi karbon nol yang membuat marah Partai Hijau.

Kelompok oposisi Konservatif Skotlandia kemudian mengajukan mosi tidak percaya kepada Yousaf. Partai Buruh juga mengajukan mosi tidak percaya ke pemerintahannya.

"Saya tidak bersedia menukar nilai-nilai atau prinsip-prinsip saya atau melakukan kesepakatan dengan siapa pun hanya untuk mempertahankan kekuasaan," katanya dikutip Selasa (30/4/2024).

"Saya telah menyimpulkan bahwa memperbaiki hubungan kita antar perpecahan politik hanya dapat dilakukan jika ada orang lain yang memimpin," ujarnya.

Yousaf menjadi pemimpin Skotlandia 13 bulan lalu, setelah Nicola Sturgeon mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan setelah delapan tahun menjabat. Skandal penggelapan dana menimpa eks pemimpin SNP itu.

Yousaf muncul untuk memperbaiki citra partainya akibat tuduhan kasus tersebut. Namun sayang citra partai sedikit meredup seiring menurunnya pembicaraan soal rencana referendum kemerdekaan Skotlandia.

Selain soal transisi energi sejumlah kontroversi juga membuat pemerintahannya dalam tekanan. Salah satunya undang-undang kejahatan rasial yang menimbulkan kebencian terhadap sejumlah kelompok tertentu termasuk kaum transgender.

Undang-undang tersebut mendapat banyak kritik. Salah satunya penulis "Harry Potter" J.K. Rowling, yang tinggal di Edinburgh.

Yousaf sendiri telah mengatakan akan terus menjabat sebagai PM sampai penggantinya terpilih. Mantan wakil menteri John Swinney disebut sebagai kandidat terdepan.

"Untuk memastikan transisi yang lancar dan tertib ... pemilihan tersebut harus dimulai sesegera mungkin," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Warga RI-Malaysia Terancam Nganggur karena Eropa, Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular