Putin Menang Lagi, Pukul Mundur Pasukan Ukraina dari 3 Wilayah Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Rusia dilaporkan berhasil merebut sejumlah desa dari pasukan Ukraina. Hal ini diakui langsung oleh Komandan tinggi Kyiv, Jenderal Oleksandr Syrskii, Minggu (28/4/2024).
Syrskii mengatakan bahwa ada 3 desa yang berhasil direbut Moskow yakni Berdychi, Semenivka, dan Novomykhailivka. Ia menyebut daerah desa itu berada dalam yang medan tempur yang, mengingat lokasinya berada di sebelah Barat Maryinka dan Barat Laut Avdiivka, yang menjadi fokus pertempuran kali ini.
"Situasi di garis depan semakin memburuk. Secara umum, musuh mencapai keberhasilan taktis tertentu di wilayah ini, namun tidak dapat memperoleh keuntungan operasional," kata Syrskii dikutip Al Jazeera.
"Rusia telah mengerahkan empat brigade untuk melakukan serangan tersebut."
Pernyataannya tidak menyebutkan status Novobakhmutivka, desa lain di dekat Berdychi, yang menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu telah direbut oleh pasukannya.
Sementara itu, dalam perkembangan yang mengkhawatirkan bagi Ukraina, Syrskii mengatakan pasukannya memantau dengan cermat peningkatan jumlah pasukan Rusia di wilayah Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Kota di bagian timur laut berpenduduk 1,3 juta jiwa itu telah dilanda serangan udara dalam beberapa bulan terakhir yang menurut Kyiv merupakan upaya yang disengaja oleh Moskow untuk membuat Kharkiv tidak dapat dihuni.
"Di arah yang paling mengancam, pasukan kami telah diperkuat dengan unit artileri dan tank," tambah Syrskii.
Kuatnya serangan Rusia terjadi saat Amerika Serikat (AS) memberikan berkomitmen memberikan bantuan tambahan ke Kyiv sebesar US$ 61 miliar atau setara Rp 1.000 triliun.
Jurnalis Al Jazeera, John Holman, mengatakan pasukan Rusia berkonsentrasi pada beberapa titik berbeda di garis depan, yang akhirnya mengunggulkan posisi Moskow.
"Ini memberi mereka inisiatif di medan perang. Personil Ukraina di garis depan kalah enam atau tujuh banding satu."
Holman menambahkan bahwa militer Ukraina sedang menunggu kedatangan bantuan AS yang baru-baru ini disetujui. Menurutnya, ini akan membantu menutup kesenjangan senjata antara kedua belah pihak.
Perang besar antara Rusia dan Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan aliansi militer Barat pimpinan AS, NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
(luc/luc)