
RI Siapkan Skenario Hadapi Kemungkinan Terburuk Konflik Timur Tengah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan skenario terburuk bagi pemenuhan pasokan minyak ke domestik. Khususnya apabila konflik di timur tengah antara Iran dan Israel semakin memanas.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan pihaknya cukup prihatin atas serangan balasan Israel ke Iran. Pasalnya, kondisi tersebut akan menjadi pemicu terkereknya harga minyak global.
Oleh sebab itu, pemerintah terus memantau kondisi geopolitik di timur tengah dan melakukan beberapa antisipasi. Salah satunya seperti mencari alternatif pasokan minyak dari negara lain yang tidak terimbas konflik.
"Kita rencanakan untuk di detailkan yaitu mencari solusi-solusi apabila terjadi kemungkinan terburuk di Timur Tengah. Kalau minyak kita kan asalnya sebagian besar dari Saudi Arabia dan lain lain daerah sekitar sana, dilanjutkan rencana tersebut untuk di Afrika," kata Tutuka dalam acara Energy Corner, CNBC Indonesia, dikutip Senin (22/4/2024).
Sementara itu, ia memastikan untuk pemenuhan pasokan LPG di dalam negeri sejauh ini masih aman. Pasalnya, sebagian besar impor LPG Indonesia berasal dari Amerika. "Kalau untuk BBM berasal dari Singapura dan Malaysia. Di Singapura asalnya juga dari tempat lain tapi masih secure untuk BBM. Yang paling krusial menurut saya adalah minyak mentah," katanya.
Tutuka mengatakan, pemerintah saat ini membidik peluang impor minyak mentah yang berasal dari sebuah negara di Afrika. Selain Nigeria, RI juga berencana untuk mengimpor minyak dari Gabon.
"Sumber-sumber cukup banyak di barat Afrika. Selain Nigeria ada Gabon sebagianya cukup potensial untuk dikembangkan lebih jauh dan itu yang sedang dikembangkan Pertamina untuk difinalisasi ke depan untuk persiapan-persiapan tambahan supply," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Hal itu diungkap pejabat senior AS kepada ABC News.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Timur Tengah Siaga 1, "Gerbang Neraka" Bisa Terbuka Karena Laut Merah