
Kisah 'Kartini' di Gunung Bogor, Tak Jualan Tak Bisa Hidup
Tepat Hari Kartini (21/4/2024), ada kisah Bu Yayah telah menjalankan dagangannya di Gunung Munara, Bogor, tempat yang menjadi sumber penghidupannya.

Yayah, 53 tahun, penjual jajanan di Gunung berbincang dengan pendaki di kawasan Gunung Munara, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Minggu (21/4/2024). (CNBC Indonesia/Suhendra)

Sebagai seorang janda yang tinggal di Kampung Sawah, Kecamatan Rumpun, keberanian dan ketekunan adalah sahabat-sahabatnya sehari-hari. Selama dua dekade terakhir, Bu Yayah telah menjalankan dagangannya di Gunung Munara, tempat yang menjadi sumber penghidupannya. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Meskipun biasanya, pendapatannya melimpah ruah menjelang hari raya lebaran, namun kini, suasana telah berubah. Sebuah sepi yang memilukan telah merayap masuk, menggantikan keramaian yang biasa ia nikmati. Hanya beberapa ribu rupiah saja yang berhasil ia raup dalam sehari, jauh dari kehidupan yang pernah ia kenal sebelumnya. "Biasa kalo lebaran dapat Rp800 ribu per hari, kalo sekarang sepi, paling dapat Rp5000 atau Rp15000" katanya kepada CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Namun, semangatnya tak pernah luntur. Meski harus mendaki gunung setiap hari dengan perjalanan yang melelahkan selama satu hingga satu setengah jam, Bu Yayah tetap tegar menjajakan makanan kepada para pendaki. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Kopi, mi instan, dan berbagai minuman lainnya menjadi andalannya. Baginya, inilah caranya untuk bertahan hidup, mempertahankan kehidupan bagi dirinya dan menghidupi lima anaknya. (CNBC Indonesia/Suhendra)