Paparan Airlangga di MK: 3 Negara Dunia Masih Larang Ekspor Beras

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
05 April 2024 09:32
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri sidang lanjutan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan tiga negara di dunia masih melanjutkan kebijakan larangan ekspor beras pada 2024.

Sayangnya, Airlangga tidak merinci daftar negara tersebut. Dia hanya mengungkapkan bahwa larangan ekspor beras dilakukan oleh enam negara pada 2023. Enam negara tersebut a.l. India, Rusia, Bangladesh, Myanmar, UEA dan Uganda.

"Tiga negara lanjut di tahun 2024," tegas Airlangga dalam sidang Mahkamah Konstitusi, Jumat (5/4/2024).

Airlangga menjelaskan kondisi semakin mendorong kenaikan harga beras dunia. Harga beras di Thailand itu mencapai US$ 624 per ton atau naik 28 persen. Ia menambahkan beras di Vietnam juga naik harganya jadi US$ 614 per ton naik 41,9%.

Adapun, larangan ekspor ini ditenggarai oleh kondisi ekstrem cuaca global yang menekan produksi beras. BMKG dan beberapa pusat iklim global memprediksi El Nino akan bertahan hingga periode Desember 2023 dan bisa berlanjut pada JanuarI-Februari 2024. Fenomena ini membuat penurunan produksi beras di dalam negeri.

"Kita lihat produksi beras sampai Juli-Februari 2024 turun 5,88 juita ton," ujar Airlangga.

Hal ini lah yang melatarbelakangi pemerintah Indonesia menggelontorkan bantuan beras 10 Kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat.

Menurut Airlangga, tak hanya Indonesia yang menyalurkan bantuan sosial untuk mengatasi krisis pangan, negara-negara lain yang memberikan bansos, seperti misalnya India yang memberikan bantuan sereal atau minyak, subsidi pupuk untuk 800 juta orang.

Tak hanya itu Filipina juga memberikan bantuan tunai kepada petani setara Rp 3,4 triliun pada September 2023. "AS berikan bantuan food stem 21,6 juta rumah tangga dengan paket bantuan inflasi yang setara dengan Rp 17juta dan juga perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem Rp 835 triliun," jelas Airlangga.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Isi Pesan Jokowi untuk Sri Mulyani Cs yang Akan Hadir di MK Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular