Internasional

Borok Israel Tersingkap, Bunuh Pekerja Kemanusiaan secara Sistematis

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 04/04/2024 07:03 WIB
Foto: (REUTERS/Ahmed Zakot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel menghadapi tekanan internasional yang makin besar akibat tindakannya dalam menargetkan mobil-mobil bantuan di Gaza, yang menewaskan tujuh pekerja bantuan asing beberapa waktu lalu.

Tujuh anggota World Central Kitchen (WCK) tewas ketika sebuah drone berulang kali menyerang konvoi tiga mobil mereka setelah meninggalkan gudang bantuan di pusat kota Deir al-Balah pada Senin (1/4/2024) malam waktu setempat.

Mobil-mobil tersebut tetap diserang pihak Israel meski jelas diidentifikasi sebagai milik badan amal tersebut.


Pendiri WCK, koki Jose Andres, mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menargetkan konvoi tersebut "secara sistematis, mobil demi mobil," meskipun mereka berhubungan dengan WCK dan mengetahui pergerakan pekerja bantuan.

"Ini bukanlah situasi yang membawa nasib buruk, 'oops', kami menjatuhkan bom di tempat yang salah," katanya kepada Reuters.

"Bahkan jika kami tidak berkoordinasi dengan IDF, tidak ada negara demokratis dan militer yang dapat menargetkan warga sipil dan kelompok kemanusiaan."

WCK menyebutkan ketujuh korban tersebut adalah WN Palestina Saif Issam Abu Taha (25), WN Inggris John Chapman (57), James Henderson (33), dan James Kirby (47) yang bekerja untuk tim keamanan badan amal.

Selain itu, pekerja bantuan WN Australia Lalzawmi Zomi Frankcom (43), WN ganda Amerika-Kanada Jacob Flickinger (33), serta WN Polandia Damian Sobol (35).

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan IDF telah meminta maaf atas pembunuhan tersebut, menyebut bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan pada Selasa bahwa Israel akan membuka "ruang situasi bersama" dengan kelompok internasional untuk memungkinkan koordinasi distribusi bantuan yang lebih baik.

Keadaan seputar pembunuhan tersebut telah memperbarui pengawasan terhadap metode penargetan Israel dan proses pengambilan keputusan dalam memerintahkan serangan udara dan drone.

Menurut laporan di surat kabar Israel Haaretz, konvoi tersebut tidak berisi satu pun tersangka militan dan telah melakukan perjalanan melalui rute yang telah disetujui sebelumnya dan dikoordinasikan dengan militer Israel.

Lebih dari 200 pekerja bantuan di wilayah tersebut telah terbunuh dalam hampir enam bulan serangan Israel di Gaza, bersama dengan sejumlah staf medis, jurnalis, dan pekerja tanggap sipil.

The Guardian pada Rabu (3/4/2024) melaporkan bahwa para pejabat IDF telah mengizinkan sejumlah besar warga sipil Palestina untuk dibunuh dalam serangan bom "bodoh" yang menargetkan bahkan militan tingkat rendah Hamas dan Jihad Islam Palestina, berdasarkan apa yang dikatakan oleh sumber-sumber intelijen.

Korban tewas warga Palestina dalam konflik tersebut mencapai 33.000 orang per Rabu. Dengan banyaknya jenazah yang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan, jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar akan lebih tinggi.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Operasi Darat & Udara Israel Tewaskan 30 Orang di Gaza