Internasional

Begini Rayuan Pemerintah Korsel Tangkis "Resesi Seks" Makin Parah

Thea Arbar, CNBC Indonesia
27 March 2024 21:50
Ilustrasi ekonomi Korea Selatan. (AP Photo)
Foto: Ilustrasi ekonomi Korea Selatan. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) saat ini tengah melakukan segala cara untuk menaikkan angka kelahiran di negaranya. Salah satunya kebijakan agar mempermudah masyarakat, terutama bagi pasangan yang baru jadi orang tua, untuk mendapatkan rumah.

Sejak Senin (25/3/2024), otoritas terkait telah merevisi langkah pasokan perumahan, yang mencakup sektor publik dan swasta, agar mempermudah keluarga dengan bayi baru lahir untuk mendapatkan hunian.

Disebutkan, rumah tangga yang memiliki anak di bawah usia 2 tahun, termasuk mereka yang memiliki anak angkat atau ibu hamil, berhak mengajukan permohonan sistem langganan perumahan khusus dan prioritas.

"Perbaikan sistem ini akan menjadi bantuan praktis dalam pembelian rumah bagi rumah tangga yang sudah menikah atau memiliki anak," kata Kim Kyu-chul, kepala kantor pertanahan perumahan di Kementerian Pertanahan, dikutip dari Korea Herald, Rabu (27/3/2024.

"Kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa sektor perumahan berfungsi sebagai batu loncatan untuk memecahkan masalah rendahnya angka kelahiran," tambahnya.

Aturan baru ini nantinya bertujuan untuk menurunkan beban biaya perumahan yang tinggi, yang menjadi salah satu faktor yang menurunkan tingkat kesuburan-angka kelahiran di negara tersebut ke tingkat terendah di dunia.

Saat ini volume pasokan hunian berjumlah 70.000 unit rumah per tahun, termasuk 30.000 rumah umum, 30.000 unit rumah sewa umum, dan 10.000 di sektor swasta.

Jika pasangan berlangganan pasokan khusus dan prioritas untuk bayi baru lahir dan memenangkan perumahan, pemerintah berencana untuk memberikan "pinjaman batu loncatan" berbunga rendah dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi dan Korea Housing & Urban Guarantee Corp.

Pinjaman akan diberikan dengan tingkat bunga berkisar antara 1,6 hingga 3,3 persen hingga 500 juta won untuk pasangan dengan pendapatan tahunan gabungan kurang dari 130 juta won.

Sistem berlangganan perumahan biasanya dianggap sebagai cara paling hemat biaya untuk membeli rumah di Korea. Sistem ini memungkinkan mereka yang memiliki rekening bank yang ditunjuk untuk mengajukan langganan apartemen baru dua atau tiga tahun sebelum pembangunan selesai. Ketika mereka berhasil mengantongi hak membeli unit rumah, bisa membayar sejumlah uang di muka, dengan uang muka sementara dan sisanya dibayarkan secara bertahap untuk menyelesaikan kontrak.

Dalam laporan tersebut juga dipaparkan, saat pemerintah Korea Selatan mengumumkan revisi ukuran pasokan perumahan pada akhir tahun lalu, jumlah pemegang rekening berlangganan perumahan menunjukkan peningkatan untuk pertama kalinya dalam 20 bulan pada Februari menjadi sekitar 25,5 juta.

Saat ini rata-rata indeks melahirkan anak bagi perempuan Korea Selatan turun ke angka terendah yaitu 0,72 pada tahun 2023. Angka 2,1 umumnya diperlukan untuk mencapai populasi yang stabil. Kondisi ini sepertinya membuat pemerintah Korea Selatan hampir putus asa. Di mana dilaporkan sebelumnya, akibat rendahnya angka kelahiran, sekolah-sekolah TK dan dasar di negara itu terpaksa tutup.

Berdasarkan peraturan baru ini, pemerintah juga menghilangkan kerugian bagi pasangan menikah ketika mereka berlangganan untuk meningkatkan peluang mereka membeli rumah.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Resesi Seks Bikin Jumlah Murid SD Korea Rekor Terendah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular