Internasional

Jembatan Baltimore Hancur Ditabrak Kapal Raksasa, Kiamat Baru Ancam AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 March 2024 03:00
A view of the Dali cargo vessel which crashed into the Francis Scott Key Bridge causing it to collapse in Baltimore, Maryland, U.S., March 26, 2024.  REUTERS/Julia Nikhinson
Foto: Jembatan Baltimore runtuh akibat ditabrak kapal kargo raksasa, Dali (REUTERS/Julia Nikhinson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai perusahaan logistik di seluruh Pantai Timur Amerika Serikat (AS) memberi sinyal "peringatan". Ini disampaikan kepada para kliennya.

Hal tersebut mengenai status impor dan ekspor mereka pasca penutupan Pelabuhan Baltimore. Ini merupakan imbas runtuhnya Jembatan Francis Scott Key di salah satu kota AS tersebut.

"Prioritas pertama kami adalah melibatkan klien untuk membuat rencana kontainer yang awalnya diarahkan ke Baltimore yang akan dibongkar di pelabuhan lain di Pesisir Timur," jelas wakil presiden drayage dan intermodal untuk Logistik ITS, Paul Brashier, seperti dikutip CNBC International, Kamis (28/3/2024).

"Volume yang dialihkan ini akan berdampak pada pelabuhan New York/New Jersey, Norfolk, dan Tenggara dan kami harus mempersiapkan kapasitas pengangkutan dan transmuat untuk mengantarkan barang tersebut ke jaringan yang dituju," kata Brashier.

Insiden terjadi pada Selasa dini hari, di mana kapal Dali berkapasitas 10.000 kontainer sedang dalam perjalanan keluar dari Pelabuhan Baltimore menuju Kolombo, Sri Lanka dan kemudian bertabrakan dengan pilar jembatan. Pada saat tabrakan, kapal tersebut membawa dua pilot dari Pelabuhan Baltimore.

"Dampak langsungnya adalah pada muatan di kapal dan aksesibilitasnya. Pengiriman lain yang direncanakan melalui Baltimore kemungkinan akan dialihkan, sehingga berpotensi meningkatkan arus kargo ke New York, Norfolk, dan pelabuhan terdekat," kata Goetz Alebrand, wakil presiden senior dan kepala angkutan laut untuk Amerika di DHL Global Forwarding.

"Pengangkut barang curah dan mobil yang bergantung pada Baltimore harus menilai operasi jika terjadi penutupan yang berkepanjangan," tambahnya.

Menurut data Gubernur Maryland Wes Moore, lebih dari 52 juta ton kargo asing, senilai sekitar US$80 miliar diangkut keluar dari pelabuhan tahun lalu. Berdasarkan jurnal pelayaran Lloyd's List, pelabuhan Baltimore melayani rata-rata 207 panggilan per bulan pada tahun lalu.

"Karena Baltimore tidak begitu berpusat pada peti kemas, terutama pelabuhan roll-on/roll-off, gangguan ini akan menciptakan kemungkinan volume flatbed dan volume otomatis keluar dari pelabuhan lain di Pantai Timur," kata D'Andrae Larry, kepala intermoda untuk Uber Freight .

Menyusul keruntuhan tersebut, kata Larry, jembatan dan pelabuhan kemungkinan akan tidak berfungsi selama berbulan-bulan sehingga memaksa pengiriman dialihkan terlebih dahulu ke pelabuhan di New York dan New Jersey, kemudian ke Norfolk, Virginia. Pelabuhan lainnya adalah Georgia dan Carolina Selatan.

"Pelanggan akan mencari solusi untuk pengiriman mereka yang biasanya melewati Maryland, Atlantik tengah, Midwest bagian atas, dan New England," katanya.

"Pilihan antarmoda di sekitar Baltimore lebih sedikit, namun pengirim barang kini dapat beralih ke antarmoda untuk perpindahan pedalaman sebagai alternatif," tambahnya.

Pelabuhan terbesar ke-11 di AS ini adalah pelabuhan utama Amerika untuk impor dan ekspor mobil dan truk ringan, serta kendaraan pertanian beroda dan mesin konstruksi.

Tahun lalu, pelabuhan tersebut menangani 847.158 mobil dan truk ringan. Ini adalah tahun ke-13 berturut-turut Baltimore memimpin seluruh pelabuhan AS dalam impor mobil dan truk ringan. Impor utama lainnya termasuk gula dan gipsum.

Berdasarkan perdagangan, US$23 miliar dari total US$55,2 miliar impor pelabuhan pada tahun 2023 adalah mobil dan truk ringan. Sekitar US$4,8 miliar ekspor pelabuhan ini adalah kendaraan bermotor.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Terbaru Kapal Kargo Raksasa Tabrak Jembatan AS sampai Belah Dua

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular