Sidang Sengketa Pilpres

Ganjar Blak-blakan Alasan Gugat Hasil Pilpres yang Menangkan Prabowo

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 27/03/2024 13:36 WIB
Foto: Ganjar Pranowo di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (27/3/2024). (Tangkapan Layar Youtube Mahkamah Konstitusi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sidang sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dengan pemohon calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, telah dimulai di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/3/2024) pukul 13.00 WIB.



Agenda sidang adalah penyampaian permohonan pemohon kepada MK agar membatalkan Surat Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota secara nasional dalam Pemilu 2024 tertanggal 20 Maret 2024.

Dalam kesempatan itu, Ganjar membeberkan alasan Ganjar-Mahfud menggugat hasil pilpres yang sudah ditetapkan oleh KPU. Mulanya, dia menyinggung keyakinan para pendiri bangsa ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menjadi bangsa merdeka. Namun, situasi sebelum dan saat pemilu mengalami perubahan.

"Sekarang kita berada di keprihatinan besar, semua kepala berpikir kritis. Di antara kita yang peduli kehidupan bangsa dan negara sedang menolak apakah negara ini bisa setia pada cita-cita luhur yang melandasi kelahirannya," ujar Ganjar.

Menurut dia, Indonesia lahir dengan visi menjunjung tinggi kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan. Setiap negara dengan visi mulia itu niscaya menghendaki kepemimpinan yang sanggup menomorsatukan kepemimpinan dan kesejahteraan warga di atas kepentingan pribadi yang berkuasa.

Ganjar bilang kita semua telah menjadi saksi satu titik perjalanan bangsa ini. Seluruh warga pernah dipersatukan oleh semangat yang sama melakukan reformasi untuk memperjuangkan hal yang sangat esensial bagi kehidupan bernegara dan berbangsa.

"Untuk mengoreksi pemerintah yang saat itu kita anggap melenceng dan membelenggu kebebasan warga menebar ketakutan dan menjauhkan negara ini dari cita-cita luhur," kata Ganjar.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, reformasi bukan hal yang didapatkan secara cuma-cuma. Ada sebagian masyarakat yang menjadi korban dan harus kehilangan orang yang mereka cintai selamanya.

"Agar negara ini bisa dijalankan dengan rasa hormat setinggi-tingginya," ujar Ganjar. "Hanya setelah reformasi kita bisa menikmati kebebasan menyuarakan berpendapat, bisa menikmati demokrasi yang bebas dan terbuka, seluruh warga mendapatkan hak pemimpin yang mereka percayai, bisa menegaskan aturan periode kepemimpinan harus dibatasi. Karena itu kita akan selalu menghormati mereka yang telah merelakan hidup yang telah memperjuangkan reformasi," lanjutnya.

Ganjar menilai, sebagian orang mungkin lupa pengorbanan mereka, melupakan air mata keluarga yang ditinggalkan orang yang dicintai, dan lupa semangat yang mendasari semangat reformasi 25 tahun lalu.

"Kami berada di sini dengan tujuan sederhana, ingin mengingatkan orang-orang yang cepat lupa setia akan cita-cita reformasi, akan selalu mengingat pengorbanann mereka," ujar Ganjar. "... Mereka yang berjuang demi reformasi bukan sia-sia. Kita harus bersatu merawat ingatan kita," lanjutnya.

Politikus PDI Perjuangan itu bilang, bagi yang mudah lupa, perlu ditegaskan lagi harga yang harus dibayar untuk menegakkan demokrasi. Tanggung jawab demokrasi mewariskan keteladanan luhur ke generasi mendatang.

"Kita ingat demokrasi bisa dinodai oleh mereka yang mempedulikan kekuasaan dan mementingkan kepentingan pribadi. Apa yang harus kita lakukan ketika situasi menghendaki? Kita melakukan sesuatu maka hari ini kita menggugat. Dan lebih dari sekadar kecurangan dalam setiap pemilihan presiden yang lalu-lalu, yang mengejutkan kita adalah benar-benar menghancurkan moral menyalahgunakan kekuasaan," kata Ganjar.

Dia menyinggung pemerintah yang menggunakan segala sumber daya negara untuk mendukung kandidat tertentu. Saat aparat keamanan digunakan untuk kepentingan politik pribadi, lanjut Ganjar, maka saat itu saat bagi kita bersikap tegas menolak bentuk intimidasi dan penindasan.

"Kita menolak dibawa mundur ke masa sebelum reformasi. Kita menolak pengkhianatan semangat reformasi. Kami menggugat sebagai bentuk dedikasi menjaga kewarasan, menjaga warga agar tidak putus asa terhadap perangai politik kita dan untuk menjaga impian semua warga negara Indonesia yang lebih mulia," ujar Ganjar.

"Dan bagi kami ini impian harus kita kejar agar langkah kita meninggalkan jejak tak terlupakan bagi masa depan yang lebih baik," lanjutnya.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Benahi Layanan Kesehatan, Dorong Obat Lokal & BPJS