
Orang Terkaya No.5 RI Was-Was, Daya Beli Masyarakat Lesu

Jakarta, CNCB Indonesia - Direktur Utama dan Chief Executive Officer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Anthoni Salim, yang merupakan orang terkaya kelima se-Indonesia, menyoroti perihal daya beli masyarakat Indonesia, termasuk konsumsi kelas menengah melemah.
Dia menilai tantangan ekonomi global dan melemahnya daya beli masyarakat menjadi hal yang harus diantisipasi.
"Perusahaan juga akan terus mencermati kondisi makro ekonomi secara global agar dapat melakukan penyesuaian strategi dengan perkembangan yang terjadi," ujar Anthoni, seperti dikutip Rabu (27/3/2024).
Namun demikian, dia tetap menilai perekonomian Indonesia ke depan akan tetap tangguh dan bisa mendukung pertumbuhan bisnis serta profit perusahaan, serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat.
Keluhan Bos Indofood ini ternyata juga pernah dilontarkan oleh Chairman CT Corp, Chairul Tanjung.
Dia mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Hal ini terlihat dari tingkat konsumsi masyarakat yang mengalami perlambatan. Khususnya untuk masyarakat kelas menengah.
"Situasi sekarang memang situasi yang tidak baik-baik saja. Kita mesti akui, daya beli domestik kita mengalami penurunan," kata Chairul Tanjung dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu (29/2/2024).
Melihat hal itu, dia pun berharap agar pemerintah saat ini bisa lebih memperhatikan masyarakat kelas menengah. Pasalnya masyarakat untuk kategori level ini sangat tidak diuntungkan.
Di mana masyarakat kelas menegah saat ini tidak berhak mendapatkan bantuan sosial karena tidak miskin. Namun di saat yang sama, kelas menengah tidak menikmati pertumbuhan ekonomi seperti kelas pendapatan atas. Apa lagi berbagai kebutuhan tercatat terus meningkat.
"Karenanya saya mengimbau pemerintah memperhatikan kelompok menengah yang tidak dapat subsidi dan program-program pemerintah. Saya harap pemerintah bisa memperhatikan kelompok tengah ini," tambahnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri. Pernyataan ini ia sampaikan mengomentari sorotan khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap penjualan motor dan mobil sebagai durable goods yang turun tajam pada awal-awal tahun ini.
Sri Mulyani mengatakan, penjualan mobil telah terkontraksi delapan bulan berturut-turut hingga akhir Februari. Penjualannya minus 18,8% secara tahunan atau year on year. Sementara itu, penjalan sepeda motor telah terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga ke level minus 2,9%.
Data Mandiri Spending Index menunjukkan hal serupa. Belanja kelompok memengah terbilang stagnan dengan angka indeks per Maret 2024 sebesar 183,5 dari Januari 2024 di kisaran atas 100, bahkan turun dibanding angka indeks pada Desember 2023 di level atas 200. Jauh di bawah tren belanja kelas bawah yang mencapai 306,1 angka indeksnya dari tren pada Januari 2024 di kisaran atas 150.
"Saya sudah sampaikan concern saya mengenai tekanan terhadap daya beli kelas menengah. Tampaknya concern saya mulai terlihat," ujar Chatib Basri dikutip dari akun X @ChatibBasri, dikutip Rabu (27/3/2024).
Chatib memang kerap kali dan telah lama menyoroti secara khusus kondisi kelas menengah. Ia berbicara mulai dari potensi risiko tekanan kelas menengah terhadap stabilitas politik hingga sosial, maupun sarannya terhadap pemerintah untuk segera mengurus ekonomi kelas menengah, dengan cara pemberian perlindungan sosial untuk kalangan itu, tak hanya bagi kelas menengah ke bawah ataupun miskin.
Misalnya, dia membahas topik terkait permasalahan kelas menengah yang harus diurus itu saat menjadi pembicara di acada Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada awal tahun ini.
Saat itu, Chatib Basri mengatakan pemerintah perlu mulai turut fokus memperhatikan kondisi ekonomi dan kepentingan kelas menengah Indonesia. Chatib menyinggung fenomena The Chilean Paradox ketika kepentingan kelas menengah terabaikan oleh pemerintah yang terlalu fokus pada kelompok miskin atau kelas menengah ke bawah saja. Chile hampir mengalami krisis besar berupa revolusi akibat kelas menengah terabaikan saat ekonominya mengalami perbaikan.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chatib Basri Beri Warning Tanda-tanda Ekonomi RI Melambat