Daerah di Sumatera Ini Disebut Bak Kota Mati, Kenapa?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
26 March 2024 19:05
Penambangan timah ilegal di Bangka Belitung. (Dok. PT Timah)
Foto: Dok. PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyebut, kondisi salah satu wilayah di Pulau Sumatera, yakni Bangka Belitung, khususnya di Belitung Timur, saat ini seperti kota mati.

Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Pati Jaya mengungkapkan bahwa saat ini perekonomian di Bangka Belitung, khususnya Belitung Timur, tengah terpuruk, terutama selama 1-2 bulan yang lalu. Hal ini dipicu karena terhambatnya kegiatan pertambangan timah rakyat di wilayah tersebut.

"Pada saat ini terpuruk ekonomi Bangka Belitung, bukan 1-2 minggu, tapi 1-2 bulan. Imlek kemarin diskusi dengan Pj Gubernur, saya sampaikan petasan itu Imlek muncul jam 7 malam H-1, hari ini saat bulan puasa tidak kedengaran itu, yang biasa anak minta beli petasan gak ada uang untuk beli petasan. Gak ada uang, sunyi senyap. Jadi kalau dibilang Beltim (Belitung Timur) kayak kota mati itu benar," tuturnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM dan PT Timah, Selasa (26/3/2024).

"Sekarang ini ekonomi Babel terjun bebas dari Desember 2023 hingga Januari 2024. Ekspor timah juga 0, dia berkontribusi 82% ekspor Babel jadi anjlok," ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa perekonomian Bangka Belitung saat ini sedang terpuruk lantaran izin operasi komoditas timah, yang merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Babel sempat terhenti akibat belum disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) timah.

"Judul besar tata niaga pertimahan yang kita inginkan seperti apa, kita mau masyarakat kita bekerja dan negara dapat pemasukan, kemudian lingkungan terjaga," ungkapnya.

Salah satu yang membuat terhambatnya komoditas pendongkrak perekonomian Babel yakni karena permasalahan regulasi dan perizinan yang dinilai perlu diuraikan segera.

"Pada saat ini kita lihat seperti apa, jangankan para bupati, termasuk Dirut PT Timah pun ada keluhannya dalam operasional, dan ini belum maksimal, kami berharap pak Dirjen Minerba soal regulasi dan perizinan harus segera kita uraikan," jelasnya.

Dengan begitu, Bambang menyarankan solusi agar permasalahan tersebut selesai dengan melakukan relaksasi ekspor, seperti yang pernah dilakukan pada 2021 lalu. Relaksasi tersebut dinilai sukses dalam mendongkrak perekonomian Bangka Belitung.

"Saya mendesak dan menyampaikan, sudah, kita relaksasi kembali seperti 2021. 2021 ekonomi Babel melesat ketika ada relaksasi itu. Tentu tidak euforia dan tetap terkendali," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Harta Karun' di PT Timah Tinggal 20 Tahun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular