Pemerintah Beri Sinyal Revisi Target Bauran EBT di 2025, Jadi Berapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pemerintah saat ini tengah membahas mengenai revisi target bauran energi baru terbarukan (EBT) tahun ini. Hal tersebut seiring dengan capaian dari bauran EBT yang terbilang masih cukup rendah.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi pesimistis target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 akan tercapai. Meski demikian, pihaknya saat ini masih mengacu pada target tersebut.
Menurut Eniya bauran EBT di Indonesia sepanjang 2023 realisasinya baru mencapai 13,2%. Sementara, target bauran EBT RI pada tahun ini ditetapkan sebesar 19,5%.
"Kita masih mengacu kepada usulan DEN, yang 2024 ini saja harus mencapai 19,5%, sedangkan tahun lalu 13,2%. Ini harus ada satu pembahasan makanya kita sedang bahas revisinya karena di RUKN yang baru kita memposisikannya lebih realistis. Baru besok rabu dibahas secepatnya," kata Eniya ditemui di Gedung DPR, dikutip Selasa (26/3/2024).
Di samping itu, pihaknya juga terus memantau pelaksanaan penambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) sebesar 20 Giga Watt.
"Sama ada kenaikan target baru dari PLN, jadi kemarin PLN juga melakukan penambahan agar lebih green sampai dengan 2030. Saya lupa angkanya karena masih dibahas," kata dia.
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada 2025 akan direvisi menjadi sekitar 17-19%. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan target sebelumnya yang ditetapkan sebesar 23%.
Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak mengatakan di dalam pembaharuan Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sekitar 17-19% pada 2025.
"Di dalam pembaharuan KEN nanti kalau sudah diketok, ini masih dalam proses harmonisasi. Kalau sudah diteken jadi 17-19% jadi bunyi nya range. Artinya KEN menuntun jalannya sesuai koridornya," kata dia dalam Konferensi Pers Capaian Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Dewan Energi Nasional (DEN), Rabu (17/1/2024).
Selanjutnya, pada tahun 2030 bauran energi primer EBT ditargetkan dapat mencapai 19-21%, lalu pada 2030 sekitar 25-26%, kemudian pada 2040 ditargetkan mencapai 38-41%, hingga pada 2060 mendatang sebesar 70-72%.
"Saya kira next 2060 itu adalah 70-72% EBT nya. kalau dulu yang lama PP KEN nomor 79 tahun 2014 itu adalah kita 2050 itu 70% nya justru fosil sekarang justru dibalik 70% adalah EBT bedanya begitu, fosil jadi 30%. Kalau dulu 30% EBT, 70% adalah fosil," ujarnya.
(pgr/pgr)