Tak Ingin Aset Negara Dirampas, AHY Mau Bereskan Sengketa Hotel Sultan

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
26 March 2024 06:35
Suasana Hotel Sultan terlihat masih ada pengunjung saat jelang proses pengosongan lahan yang dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Rabu, (4/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Hotel Sultan terlihat masih ada pengunjung saat jelang proses pengosongan lahan yang dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Rabu, (4/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjanji bakal menyelesaikan sengketa Hotel Sultan. Sengketa itu menjadi program prioritas AHY yang ketiga selama masa jabatannya sebagai Menteri ATR/ Kepala BPN. 

Hal itu disampaikan saat rapat kerja perdana dengan Komisi II DPR RI pada Senin, (25/3/2024). Sebelumya, AHY mengaku sedang mempelajari dokumen terkait sengketa tersebut. Dan akan segera melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ini (sengketa Hotel Sultan) jadi atensi kami. Kami juga didatangi langsung oleh pejabat di Kementerian Sekretariat Negara. Ini permasalahan sudah lama tapi sepertinya status quo karena sudah berulang-ulang dan berlarut-larut," katanya.

Komisi II DPR RI Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Senin, 25 Maret 2024. [tangkapan layar Youtube Komisi II DPR]Foto: [tangkapan layar Youtube Komisi II DPR] Rapat Kerja Komisi II DPR RI dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, Senin, 25 Maret 2024. [tangkapan layar Youtube Komisi II DPR]

"Padahal kita ingin aset-aset negara ini selamat. Tidak bisa kemudian tidak jelas begitu karena bukan hanya harus dikembalikan kepada hukum yang berlaku. Tapi juga lokasinya begitu strategis. Sebetulnya berapa value secara ekonominya," tambah Agus. 

Karena itu, imbuh dia, akan menjadi sayang jika kemudian aset yang memiliki value itu kemudian menjadi lahan yang terlantar dan tidak produktif karena tidak bisa digunakan untuk apa pun. 

"Padahal, posisinya strategis. Punya economic value yang tinggi. Rasa-rasanya harus segera kita temukan solusinya,"ujar Agus. 

"Tapi, sekali lagi, ini bukan hanya masalah ATR/ BPN. Kami sudah berkomunikasi dengan Kejaksaan, Kepolisian, Setneg, dalam hal ini termasuk pengelola GBK dan sebagainya. Sebetulnya semua punya niat yang sama, kita harus tuntaskan," cetusnya.

Bahkan, lanjut Agus, pihaknya juga telah menyarankan penanganan sengketa Hotel Sultan diangkat ke level lebih tinggi.

"Lagi dikoordinasikan, katakanlah di Polhukam. Menkopolhukam, pak Hadi (Hadi Tjahjanto) kan juga pernah di ATR/ BPN. Artinya sudah punya pemahaman yang utuh, yang sama akhirnya, negara harus bisa mempertahankan asetnya. Jangan sampai kemudian dirampas dan tidak jelas hasilnya," pungkas Agus. 


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sengketa Hotel Sultan Berlarut-Larut, AHY Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular