
Penjualan Motor & Mobil Anjlok Tanda Kantong Orang RI Seret?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti secara khusus tren penjualan mobil dan motor yang anjlok drastis pada akhir Februari 2024. Meskipun ia meyakini tingkat konsumsi masyarakat masih sangat baik.
Ia mengatakan, penjualan mobil telah terkontraksi delapan bulan berturut-turut hingga akhir Februari penjualannya minus 18,8% secara tahunan atau year on year. Sementara itu, penjalan sepeda motor telah terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga ke level minus 2,9%.
"Ini berarti untuk pembelian barang durable goods seperti mobil dan motor mengalami tekanan. Meski, consumer index kuat. Ini yang perlu kita jaga" kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN, Senin (25/3/2024)
Di tengah lesunya pembelian barang-barang bertahan lama itu, Sri Mulyani memastikan indeks keyakinan konsumen (IKK) masih di level optimistis di level 123,1 per Februari. Sementara itu Mandiri Spending Index menurutnya masih di level yang menunjukkan konsumsi terjaga tinggi di level 43.
Adapun indeks penjualan riil juga masih tumbuh menguat, karena menurutnya terjaga di kisaran 3,6, Purchasing Manager's Index atau PMI Manufaktur juga masih di level ekspansif di level 52,7. Konsumsi listrik ia akui melemah untuk kalangan industri yang terkontraksi 0,8%, sedangkan di sisi bisnis masih tumbuh 10,5%.
"Jadi dari sisi agregat demand prospek pertumbuhan ekonomi kita dari jangka pendek masih kuat dan cukup resilient," papar Sri Mulyani.
Di sisi lain, ia melanjutkan, pajak pertambahan nilai untuk konsumsi dalam negeri (PPN DN) juga ia akui anjlok drastis. Hingga 15 Maret 2024 terkontraksi 25,8% dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan nilai hanya sebesar Rp 65,03 triliun.
Namun, Sri Mulyani menekankan, terkontraksinya PPN DN itu disebabkan meningkatnya pengajuan restitusi akibat pada turun signifikannya harga-harga komoditas. "Tanpa restrukturisasi itu PPN Dalam Negeri masih tumbuh 6,9%," tegasnya
(arm/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setoran Pajak Anjlok, Sri Mulyani Ungkap Penyelamat Kas APBN
