Internasional

Jutaan Warga Inggris Tercekik Utang, Banyak Bangkrut-Tak Bisa Makan

sef, CNBC Indonesia
24 March 2024 03:30
Warga berkumpul di Memorial Ratu Victoria di luar Istana Buckingham menyusul pengumuman meninggalnya Ratu Elizabeth II di London, Inggris, Kamis (8/9/2022). Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade meninggal dalam usia 96 tahun. (Photo by DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)
Foto: Warga Inggris (Photo by DANIEL LEAL/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jutaan warga Inggris kini terjebak dalam kesulitan ekonomi. Setidaknya 6,7 juta orang merasakan itu.

Krisis biaya hidup bahkan berdampak makin buruk ke warga. Saat ini, banyak rumah tangga tercekik utang.

Mengutip The Guardian, hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan Debt Justice, akhir pekan ini. Ditemukan bahwa 13% orang dewasa telah melewatkan tiga atau lebih pembayaran kredit atau tagihan dalam enam bulan terakhir.

Angka ini meningkat menjadi 29% di antara kelompok usia 18 hingga 24 tahun. Angka ini juga naik seperempat dari kelompok usia 25 hingga 34 tahun.

Klaim ini didukung oleh data dari badan amal yang menunjukkan lonjakan permintaan bantuan untuk mengatasi utang bermasalah. Angka resmi yang diterbitkan pada hari Jumat lalu juga menunjukkan peningkatan jumlah orang yang mengalami kebangkrutan.

Crosslight Advice, sebuah badan amal yang menyediakan nasihat utang dan keuangan di London dan tenggara Inggris misalnya. Lembaga itu mengatakan jumlah permintaan pertemuan meningkat seperlima dalam dua bulan pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun tagihan energi dan beberapa harga lainnya telah turun dari puncaknya kini, harga sewa dan hipotek jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis. Kenyataan ini membebani anggaran rumah tangga.

Pada Jumat, angka terbaru dari Layanan Kepailitan juga menunjukkan 10,136 orang mengalami kebangkrutan pada bulan Februari. Ini meningkat 23% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

"Semua partai politik harus berkomitmen membantu mereka yang memiliki utang yang tidak dapat dikelola untuk memulai awal yang baru dan memberi mereka perlindungan terhadap pelecehan yang dilakukan oleh penagih utang," kata Debt Justice dikutip Minggu (24/3/2024).

"Krisis utang rumah tangga semakin mengakar," ujar pejabat kebijakan senior di Debt Justice, Joe Cox.

Sementara itu, sebuah manifesto bersama juga dikeluarkan kelompok Bersama Melawan Utang. Ini menguraikan serangkaian tindakan yang akan melindungi konsumen, termasuk kewajiban hukum untuk memperhatikan otoritas lokal dan departemen pemerintah dalam mengejar utang.

"Data ... merupakan pengingat bahwa sejumlah besar orang berada dalam situasi keuangan yang sulit," kata kepala eksekutif sebuah badan amal, Crosslight Advice , Bruce Connell.

"Setengah dari mereka yang menghubungi badan amal tersebut untuk meminta bantuan harus mengurangi atau tidak makan karena tekanan keuangan," katanya lagi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang & Inggris Ambruk, Begini Analisa Sri Mulyani & Bos BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular