BMKG Jelaskan Kenapa Bisa Gempa Susulan di Bawean-Tuban Lebih Kuat

Damiana, CNBC Indonesia
23 March 2024 18:52
Gempa Tuban Magnitudo 6,5 Akibatkan Bangunan Rusak
Foto: CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa bumi tektonik mengguncang Laut Jawa pada hari Jumat, 22 Maret 2024.

BMKG mencatat, ada 3 kali gempa dengan skala di atas M5 yang mengguncang Laut Jawa.

Gempa pertama terjadi pada pukul 11:22:45 WIB di 5.74 LS 112.32 BT dan kedalaman 10 km, berkekuatan M6,0. Lokasi pusat gempa berada di laut 132 km Timur Laut Tuban, Jawa Timur.

Gempa kedua terjadi pada pukul 12:31:12 WIB di 5.74 LS 112.36 BT dan kedalaman 10 km, berkekuatan M5,3. Lokasi pusat gempa berada di laut, 133 km Timur Laut Tuban.

Dan, gempa ketiga terjadi pada pukul 15:52:58 WIB di 5.76 LS 112.33 BT dan kedalaman 12 km, berkekuatan M6,5. Lokasi pusat gempa ada di laut, 130 km Timur Laut Tuban.

Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun, gempa guncangan ketiga dirasakan sampai ke Banjarmasin dan Balikpapan.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa Bawean (nomenklatur Gempa Bawean disebut lebih tepat daripada Gempa Tuban berdasarkan kedekatan dengan sumber gempa dan tingkat makroseismik/ dampak gempa), hingga Sabtu siang (23/3/2024) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 167 kali gempa susulan.

Dengan frekuensi yang semakin jarang. Dia menjelaskan, sejak gempa pertama di hari Jumat, dalam sejam bisa terjadi 19 kali gempa. Namun hari ini, Sabtu, dalam sejam hanya 3 kali gempa.

Daryono pun menjelaskan, kenapa gempa susulan yang terjadi di Laut Jawa itu lebih besar dibanding guncangan pertama.

"Dalam bidang sesar/ patahan yang sudah terakumulasi stress maksimum (matang), deformasi paling awal (first break) terjadi pada batuan paling lemah," jelas Daryono dalam unggahan di akun media sosial X miliknya, dikutip sesuai izin.

Sementara, lanjutnya, dalam bidang sesar terdapat bantuan paling lemah, akan patah duluan sebagai gempa pembuka.

"Deformasi ini akan meningkatkan tekanan pada bidang lain, memicu deformasi makin banyak menyebar hingga menyentuh asperities utama yang membangkitkan gempa lebih besar atau gempa utama," terangnya.

"Analoginya mirip saat kita mematahkan penggaris kayu. Dengan cara melengkungkan dan menekuk penggaris kemudian terjadi retakan-retakan kecil, kemudian makin banyak bunyi kretek, kreket, kretek," kata Daryono.

Bunyi-bunyi kretek itu disebutnya sebagai gempa-gempa kecil.

"Lalu disusul brakkkk, gempa utama, paling besar," ujar Daryono.

Menurut Daryono, mengacu pada pola gempa, tipe guncangan yang terjadi saat Gempa Bawean adalah gempa pembuka, gempa utama, lalu gempa susulan.

Dampak Gempa

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 2.495 kepala keluarga (KK) yang tersebar di beberapa wilayah provinsi Jawa Timur terdampak gempa Bawean. Demikian menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Sabtu (23/3) pukul 14.00 WIB.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG: Gempa Bumi Magnitudo 6,0 Guncang Tuban, Waspada Susulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular