Antraks Serang Ternak di Yogya, Kementan Gencar Vaksinasi-Ingatkan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan, pihaknya terus menggencarkan vaksinasi untuk mencegah meluasnya kasus penyakit antraks. Hal itu menyusul serangan penyakit antraks terhadap ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul, Yogyakarta.
Disebutkan, temuan serangan penyakit antraks berawal dari 2 Februari 2024 di Kalinongko Kidul, Gayamharjo. Yang beruntun sampai tanggal 7 Maret 2024. Kemudian pada tanggal 23 Februari 2024 kembali ditemukan kasus di Serut. Artinya ada di 2 lokasi penyakit antraks, yang saling berdekatan di perbatasan dengan jarak 100-200 meter.
Menurut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Yogyakarta, terjadi kematian 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Kematian terakhir dikonfirmasi pada tanggal 7 Maret 2024.
"Kementan secara cepat menangani kasus antraks dengan mengintensifkan desinfeksi, vaksinasi, dan pengawasan lalu lintas ternak. Pemerintah menyatakan sejak 8 Maret 2024 sudah tidak ditemukan lagi kasus kematian ternak yang diduga antraks," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (20/3/2024).
"Kasus antraks sudah berhasil kita tangani dan cegah meluas. Saya mengingatkan agar kita semua jangan lengah. Pemerintah punya stok vaksin yang sangat cukup dan produksi dalam negeri," tambah Nasrullah.
Dia pun mengimbau peternak selalu menjaga kesehatan ternak dan langsung mencegah agar kasus antraks tak terulang.
"Jika menemukan ternaknya sakit, segera laporkan kepada petugas dan tidak boleh menyembelih di sembarang tempat. Masyarakat jangan mengonsumsi ternak yang sakit apalagi yang telah mati karena dapat membahayakan kesehatan," tegas Nasrullah.
"Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Kita pemerintah harus rutin memberikan edukasi kepada peternak dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," cetusnya.
Selain itu, dia menambahkan, perlu memperkuat check point lalu lintas ternak antar daerah dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. Kementan juga mengharapkan aparat Kepolisian menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Yogyakarta Hery Sulistio Hermawan menekankan pentingnya koordinasi antar instansi menangani kasus antraks. Menurutnya, seluruh wilayah di Yogyakarta harus mengambil langkah tegas dan waspada menyusul munculnya kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul.
"Update penanganan, telah dilakukan desinfeksi, pengobatan antibiotik dan vitamin sebanyak 750 ekor terdiri dari 238 sapi dan 519 kambing. Vaksinasi akan dilaksanakan 14 hari setelah ternak diobati. Untuk Klaten yang menjadi daerah terancam, juga telah vaksinasi 242 ekor yaitu terdiri dari 140 sapi 55 kambing 47 domba," kata Hery.
(dce/dce)