Pengusaha Mal-Ritel Modern "Teriak" Minta Aturan Impor Ditunda
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyebut, kebijakan larangan pembatasan impor itu dikhawatirkan membuat stok barang-barang branded mewah impor jadi langka di pasar Indonesia.
Bukan tanpa alasan. Menurut Budiharjo, kondisi itu bisa terjadi imbas ketidakpastian hukum pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 3/2024 tentang Perubahan Permendag No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Karena itu, dia mengatakan, penundaan pelaksanaan atau implementasi Permendag No 3/2024 bisa menjadi langkah yang masuk akal untuk mengantisipasi kekhawatiran itu. Sebab, apabila barang branded sulit ditemukan di pasar Tanah Air, dikhawatirkan para konsumen akan lari pergi ke luar negeri untuk membeli barang-barang tersebut.
"Untuk itu, produk-produk branded global, maupun bahan baku untuk produsen memproduksi di Indonesia, itu harus dikasih kemudahan supaya stoknya tersedia, baru kita (Indonesia) bisa jadi surga belanja," kata Budihardjo dalam Konferensi Pers Gabungan Asosiasi Ritel dan Ekosistem di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo) Handaka Santosa.
Menurutnya, keterlambatan dalam kesiapan terhadap perizinan impor dapat mengganggu penjualan ritel. Terutama, pada periode penting seperti Lebaran, yang menjadi salah satu momen transaksi belanja terbesar di industri ritel.
Untuk itu, ia pun mengusulkan agar pemerintah menunda pelaksanaan aturan tersebut karena masih ada kebingungan terkait verifikasi laporan laporan hasil pemeriksaan (LHP). Handaka menilai perlu ada konsultasi lebih lanjut terkait regulasi itu.
"Yang rugi itu apa? Bukan image-nya pemerintah loh, (tapi) income-nya pemerintah, pendapatannya itu akan keluar, kalau barang-barang nggak ada (di dalam negeri). Kalau orang-orang kaya yang belanja barang-barang mahal, don't care (mereka tidak peduli), dia tinggal terbang ke Singapura untuk belanja," tukasnya.
(dce)