
Seberapa Parah Masalah di Pesawat Boeing? Pilot-Staf Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Boeing kini telah menjadi pusat perhatian dunia. Pasalnya beberapa seri pesawat buatan perusahaan kedirgantaraan asal Amerika Serikat (AS) ini telah mengalami serangkaian kecacatan dan tidak sedikit yang berakhir dengan kecelakaan.
Ketua Allied Pilots Association, serikat pilot American Airlines, Kapten Dennis Tajer pun buka suara terkait pesawat Boeing. Menerbangkan pesawat Boeing 737 Max, katanya, seolah-olah sedang melihat "seorang anak yang bermasalah".
Tajer menegaskan dia tidak akan pernah menaiki pesawat jika tidak aman. Namun dia mengatakan dia tidak bisa lagi menganggap remeh kualitas pesawat yang diterbangkannya.
"Saya berada dalam status waspada sehingga saya tidak pernah harus berada di dalam pesawat Boeing," katanya, seperti dikutip BBC International pada Senin (18/3/2024).
"Karena saya tidak percaya mereka mengikuti proses yang sebelumnya membuat saya aman di pesawat Boeing selama lebih dari tiga dekade," tambahnya.
Masalah ini sendiri disebut berakar dari internal perusahaan. Di mana telah ditemukan adanya 'jurang' antara staf, sehingga kualitas produk Boeing terjun bebas.
Panel ahli menemukan adanya "keterputusan" antara manajemen senior dan staf reguler. Termasuk tanda-tanda bahwa staf ragu-ragu melaporkan masalah karena takut akan pembalasan dari atasannya.
Mantan manajer senior di Boeing yang pernah bekerja pada program 737 Max, Adam Dickson, misalnya. iA buka suara terkait masalah yang dihadapi produsen pesawat tersebut dan berpendapat bahwa ada jurang pemisah antara eksekutif dan pekerja di pabrik.
"Budaya di Boeing sudah tidak dapat dipercaya lagi selama lebih dari satu dekade," katanya.
"Anda dapat menambahkan langkah-langkah keselamatan, Anda dapat menambahkan prosedur. Namun masalah mendasar yaitu ketidakpercayaan membuat perubahan tersebut hampir tidak efektif," klaimnya.
Januari hingga Maret
Perlu diketahui, hasil audit regulator AS, Federal Aviation Administration (FAA), terhadap Boeing dirilis akhir pekan lalu. FAA mengatakan bahwa audit enam minggu terhadap proses produksi 737 Max di Boeing dan pemasoknya Spirit Aerosystems telah menemukan "beberapa contoh di mana perusahaan tersebut gagal mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur".
Ini bukanlah isapan jempol. Setiap hari tampak semakin banyak berita utama yang buruk bagi Boeing, yang mendapat tekanan dari regulator dan maskapai penerbangan, dan reputasinya telah rusak parah.
Masalahnya dimulai pada Januari, ketika pintu keluar darurat pesawat Boeing 737 Max mendadak meledak tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland. Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa empat baut yang dimaksudkan untuk memasang pintu dengan aman ke pesawat belum dipasang.
Boeing dilaporkan menghadapi penyelidikan kriminal atas insiden itu sendiri serta tindakan hukum dari penumpang di dalam pesawat. Meskipun tidak ada korban jiwa yang serius, kejadian ini mempunyai dampak yang lebih luas, menyoroti budaya perusahaan dan sikap perusahaan raksasa dirgantara tersebut terhadap keselamatan.
Sementara itu, pada tanggal 4 Maret, kebakaran mesin memaksa Boeing 737 milik United Airlines melakukan pendaratan darurat di Houston, Texas tak lama setelah lepas landas. United mengatakan mesin tersebut menelan beberapa bungkus plastik gelembung yang ada di lapangan terbang sebelum keberangkatan.
Kamis dua pekan lalu, sebuah ban jatuh dari Boeing 777-200 milik United Airlines setelah lepas landas di Bandara San Francisco. Pesawat itu sejatinya sedang dalam perjalanan menuju Osaka, Jepang, tetapi dialihkan ke Los Angeles dan mendarat dengan selamat.
Insiden ini merusak beberapa mobil di tempat parkir karyawan yang dekat dengan bandara. Beberapa mobil rusak namun tidak ada laporan korban luka.
Senin lalu, armada Boeing 787-9 milik maskapai Chili, LATAM, dilaporkan terjun bebas dalam penerbangan dari Sydney, Australia, menuju Auckland, Selandia Baru. Insiden itu menyebabkan 50 penumpang mengalami luka-luka.
Kemarin Boeing 737-800 juga dilaporkan kehilangan panel eksternal. Beruntung pesawat yang membawa 139 penumpang dan enam awal itu mendarat dengan selamat di Bandara Medford, di Oregon, AS.
Sejak 5 Tahun Lalu
Problem di perusahaan itu sebenarnya telah terlihat jelas sejak lima tahun lalu Boeing juga menghadapi salah satu skandal terbesar dalam sejarahnya, di mana dua pesawat 737 Max hilang dalam kecelakaan yang hampir sama yang memakan korban jiwa 346 orang. Penyebabnya adalah perangkat lunak kontrol penerbangan yang cacat, yang rinciannya sengaja disembunyikan dari regulator.
Perusahaan setuju untuk membayar US$2,5 miliar untuk menyelesaikan tuduhan penipuan, dan mengakui penipuan. Meskipun dalam sidang pengadilan selanjutnya secara resmi perusahaan tersebut mengaku tidak bersalah.
Perusahaan ini kemudian mendapat tuduhan luas bahwa mereka mengutamakan keuntungan dibandingkan nyawa penumpang. Namun Boeing menegaskan kembali komitmennya terhadap keselamatan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skandal Baru Guncang Boeing, Geger Baut Pesawat Lepas
