Internasional

Partai Demokrat 'Pecah', Biden Disebut Salah Sudah Rangkul Netanyahu

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 March 2024 21:30
Presiden AS Joe Biden disambut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, saat ia mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (REUTERS/Evelyn Hockstein)
Foto: Presiden AS Joe Biden disambut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, saat ia mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang tokoh Partai Demokrat progresif di Kongres Amerika Serikat (AS) sekaligus perwakilan tim kampanye Joe Biden, Ro Khanna, buka-bukaan terkait kesalahan orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut.

Ro Khanna menyebut Biden telah melakukan kesalahan strategis dengan merangkul erat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat ia melancarkan perang di Jalur Gaza dengan Hamas.

Wakil kampanye Biden tersebut yakin presiden AS seharusnya mengambil tindakan lebih tegas terhadap PM Israel yang sangat arogan.

"Rangkulan erat terhadap Netanyahu merupakan sebuah kesalahan strategis," kata Khanna, yang menuduh pemimpin Israel tersebut melakukan "perang yang tidak berperasaan" di Gaza, yang bertentangan dengan AS.

Khanna juga menyebut Netanyahu "sangat arogan", karena bertindak seolah-olah dia "setara" dengan Biden.

"Mereka melakukan aksi teroris pada 7 Oktober, namun sikap meremehkan Netanyahu merupakan kesalahan strategis. Netanyahu telah melakukan perang yang tidak berperasaan yang bertentangan dengan Amerika Serikat," jelasnya dalam sebuah podcast, seperti dikutip The Guardian, Kamis (14/3/2024).

"Saya tidak mendukung gencatan senjata selama enam minggu pertama. Saya pikir (Israel) akan pergi dan meminta pertanggungjawaban orang-orang (atas serangan 7 Oktober). Namun mereka mulai mengebom kamp-kamp pengungsi, membom rumah sakit, menentang Amerika Serikat dan tidak membiarkan bantuan masuk."

Biden, kata Khanna, perlu menetapkan "konsekuensi yang jelas bagi Netanyahu" jika Israel tidak mengubah arah.

"Dia perlu mengatakan, 'Saya mendukung Israel, tetapi saya tidak mendukung pemerintahan sayap kanan ekstrem ini.' Dan itu berarti jika Netanyahu menentang Amerika Serikat, tidak mengizinkan bantuan, atau pergi ke Rafa, maka tidak ada lagi transfer senjata... tanpa syarat."

"Itu berarti tidak melindungi [Netanyahu] dari seluruh komunitas internasional di PBB, itu berarti mengakui negara Palestina. Dan itulah hal-hal yang menurut saya diinginkan oleh sebagian komunitas Arab Amerika," pungkasnya.

Namun, meski begitu, komentar Khanna tentang kesalahan Biden mungkin akan menimbulkan dampak buruk di Gedung Putih.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi! Parlemen AS Tolak RUU Bantuan untuk Israel Senilai Rp 276 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular