
LNG Masa Depan Energi Bersih RI, Tapi Siap-Siap Harganya Lebih Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa gas alam cair alias Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan sumber energi bersih. Terutama, yang paling cocok dalam menggantikan bahan bakar diesel.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahan bakar LNG mempunyai peran yang cukup penting dalam menyuplai kebutuhan energi di daerah yang belum dilewati gas pipa. Meski demikian, ia mengakui harga LNG kalah kompetitif dibandingkan harga gas pipa, karena selain adanya biaya pencairan, lalu tambahan biaya transportasi, ada juga biaya regasifikasi.
"Ya susah, kalau (LNG) gas kan dicairin, diangkut, nah itu kan ada ongkosnya tapi kan kita harus pikirkan satu, security energy," kata Arifin saat ditanya apakah harga LNG akan kompetitif dari gas pipa biasa, saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/2/2024).
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, sebelum Indonesia sepenuhnya menggunakan EBT, gas bumi menjadi sumber energi yang paling cocok untuk transisi. Apalagi Indonesia mempunyai sumber pasokan gas yang cukup melimpah saat ini.
"Gas adalah yang paling cocok memang untuk transisi sebelum kita sepenuhnya menggunakan EBT, kita masih punya banyak gas kita masih ekspor dalam bentuk gas pipa maupun LNG memang kita impor gas dalam bentuk LPG karena memang LPG itu kan propana butana, sedangkan yang kita gunakan transportasi adalah gas metana etana dan juga yang kita ekspor adalah LNG," kata Djoko dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Rabu (21/2/2024).
Masa depan gas di dalam negeri berupa LNG ini juga dipicu oleh pasokan gas bumi melalui pipa yang diperkirakan terus menurun, sementara proyek gas serta temuan cadangan gas baru akan difokuskan untuk diolah menjadi LNG, seperti Blok Masela. Sedangkan dari sisi permintaan, diperkirakan akan terus mengalami kenaikan. Berdasarkan neraca gas bumi periode tahun 2023-2032, sektor industri menjadi salah satu konsumen pengguna gas cukup besar saat ini yakni mencapai 30,83%. Kemudian, diikuti oleh sektor ketenagalistrikan 11,82%, dan pupuk sekitar 11%.
Sementara untuk ekspor gas bumi dalam bentuk LNG sebesar 22,18%. Kemudian, melalui gas pipa yakni sebesar 8,40% dengan total konsumsi pada akhir 2023 mencapai 5.868 BBTUD.
Praktisi Minyak dan gas bumi, Hadi Ismoyo bahkan menekankan, bahwa pemanfaatan LNG bisa menjadi salah satu solusi pengganti gas pipa untuk kebutuhan industri di dalam negeri. Bahkan, LNG dinilai bisa mengurangi impor untuk LPG.
"Pemanfaatan LNG ini bisa menjadi salah satu solusi," kata dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/3/2024).
Hadi membeberkan Indonesia sejatinya mempunyai sumber pasokan gas bumi yang masih menjanjikan. Pasokan gas tersebut berada di Kalimantan Timur, Proyek Tangguh, Blok Masela, Blok Kasuri dan Wilayah Ujung Barat seperti di Laut Andaman.
"Gas tersebut harus dikonversi ke LNG kemudian dengan LNG Tanker dikirim ke Terminal Regasifikasi di Jawa," kata dia.
(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PGN Jaga Pasokan Gas Nasional di Masa Depan dengan Gas Cair