Mentan Amran Pede Proyeksi Produksi Beras Tahun Ini

Redaksi, CNBC Indonesia
07 March 2024 19:10
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha penggilingan menyampaikan kekhawatiran atas perubahan masa panen yang telah terjadi dua tahun terakhir ini. Mereka khawatir tahun ini akan terjadi hal serupa, yakni hanya satu kali panen dalam setahun. Di mana biasanya panen bisa terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni masa panen raya di bulan Maret-Mei dan masa panen gadu Agustus-September.


Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menampik kekhawatiran itu, dan meminta agar seluruh pihak optimis, serta terus berdoa agar mudah-mudahan panen beras di tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.


"Lah belum kita kerja masa gagal. Optimis dong. Sekarang (Maret) sampai Mei kan aman nih, surplus. Nah sekarang kita tanam hari ini, kita lihat, kita berdoa saja, mudah-mudahan lebih bagus," kata Amran saat ditemui CNBC Indonesia di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (7/3/2024).


Amran memastikan Kementerian Pertanian akan terus melakukan percepatan tanam, dengan dibantu juga sistem pompanisasi atau sistem irigasi yang memanfaatkan air dari dalam tanah, yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian dengan menggunakan alat pompa air.


"Kita melakukan percepatan tanam, melakukan pompanisasi, lahan rawa dan seterusnya," pungkasnya.


Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyebut, telah terjadi perubahan masa panen raya pada dua tahun terakhir ini. Di mana yang biasanya masa panen raya bisa terjadi dua kali dalam setahun, namun dua tahun terakhir ini panen raya hanya terjadi satu kali. Ia pun khawatir tahun ini juga hanya terjadi satu kali panen dalam setahun.


"Panen raya dua tahun terakhir ini tidak terjadi dua kali lagi. Hanya satu kali. Saya takutnya tahun ini satu kali, pengaruhnya pasti terhadap harga," kata Sutarto saat ditemui di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (4/3/2024).


Sutarto menjelaskan, normalnya saat panen raya produksi dalam negeri bisa menghasilkan sekitar 5 juta ton setara beras. Tahun ini, pada bulan Maret diprediksi hanya dapat 3,5 juta ton beras, April diperkirakan sekitar 4 juta ton beras.


"Tapi yang kita waspadai, untuk musim panen kedua yang seyogyanya musim tanam kedua ini jadi panen raya sekitar bulan Juli-Agustus. Nah kalau ini tidak terjadi harus siap-siap. Kemungkinan itu bisa saja terjadi," jelasnya.


Kekhawatiran itu, katanya, sejalan dengan konservasi lahan sawah yang masih berjalan. Ia menyebut banyak lahan sawah yang kini sudah berubah fungsi untuk kegiatan non-sawah.


"Saya mencatat dengan teman di lapangan, konservasi lahan di sawah itu masih berjalan. Saya melihat data seperti itu, meskipun masih hipotesa saya ya, berarti lahan irigasi banyak bergeser konversi ke untuk non-sawah. Menurut saya, karena luas panen nya kita turun," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Blusukan ke Sawah di Sulawesi Tengah, Cek Panen Raya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular