Internasional

China Tampar Dunia, Sebut Perang Gaza "Aib"

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 07/03/2024 15:54 WIB
Foto: Presiden China Xi Jinping (AP/Tatan Syuflana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden China Xi Jinping kembali buka suara terkait kondisi di Gaza, Palestina, pasca serangan Israel ke wilayah itu. Hal ini disuarakan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam sebuah konferensi pers, Kamis (7/3/2024).

Dalam pernyataanya, Wang menyerukan kembali gencatan senjata antara kedua belah pihak. Ia menyebut apa yang terjadi saat ini sebagai aib bagi dunia.


"Ini adalah tragedi bagi umat manusia dan aib bagi peradaban bahwa saat ini, di abad ke-21, bencana kemanusiaan ini tidak dapat dihentikan," katanya dikutip Channel News Asia (CNA).

"Komunitas internasional harus segera bertindak, menjadikan gencatan senjata segera dan penghentian permusuhan sebagai prioritas utama, dan memastikan bantuan kemanusiaan sebagai tanggung jawab moral yang mendesak," ujarnya.

Israel telah berjanji untuk tidak menghentikan kampanyenya di Gaza sampai milisi penguasa wilayah itu, Hamas, dihancurkan dan semua sandera yang tersisa dari kelompok tersebut telah dibebaskan. Ini menyusul serangannya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel.

Meski begitu, serangan Israel ke Gaza telah menimbulkan tewasnya lebih 30 ribu warga sipil sejak 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza melalui saluran Telegramnya juga mengatakan total hampir 70 ribu orang lainnya terluka sejak Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza.

Saat ini, kedua pihak masih terus berupaya untuk berunding terkait gencatan senjata. Namun proses ini mandek lantaran Hamas yang tidak memberikan nama-nama sandera Israel yang hidup kepada Tel Aviv.

Di sisi lain, sekutu utama Israel Amerika Serikat (AS) menyebut gencatan senjata Gaza berada di tangan Hamas. Presiden Joe Biden, yang kita bertindak sebagai penengah dalam konflik ini bersama Mesir dan Qatar, menyebutkan bahwa saat ini nasib Gaza dan warganya berada di tangan kelompok itu.

"Kesepakatan yang diusulkan itu akan menghentikan pertempuran selama setidaknya enam minggu, melihat pembebasan sandera yang sakit, terluka, lanjut usia dan perempuan dan memungkinkan adanya lonjakan bantuan kemanusiaan", kata Gedung Putih.

Sementara itu, warga Gaza sedang menunggu untuk mengumpulkan kantong-kantong tepung di luar kantor badan pengungsi PBB di kota Rafah di Selatan. Mereka sebagian besar menjadi pengungsi akibat perang.

"Tepung yang mereka berikan tidak cukup," kata seorang pengungsi, Muhammad Abu Odeh. "Mereka tidak memberi kami gula atau apa pun kecuali tepung."

Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyatakan bahwa Gaza saat ini telah mencapai kondisi kelaparan yang ekstrim, utamanya di Utara wilayah itu. Ini disebabkan terhambatnya bantuan untuk masuk.

"Anak-anak sekarat karena penyakit yang berhubungan dengan kelaparan dan menderita kekurangan gizi yang parah," kata WFP.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejam! Israel Bunuh Warga Gaza Yang Antre Jatah Bantuan