Internasional

Ulama Palestina Buka-bukaan soal Perang Gaza-Kondisi Terkini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 March 2024 18:06
Warga Gaza menuju truk bantuan yang membawa kantong-kantong tepung di lingkungan Al Zaytun, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza, dalam gambar diam yang diambil dari video, 2 Maret 2024. (REUTERS/Reuters TV)
Foto: Gaza, Palestina (REUTERS/Reuters TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi Ulama Palestina tengah mengadakan kunjungan khusus ke Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, ulama sekaligus Ketua Assosiasi Cendekiawan Palestina, Prof. Dr. Nawaf Takrouri, buka-bukaan soal situasi perang di Gaza.

"Perang yang saat ini terjadi adalah 50% perang militer, 50% perang dengan media dan sosial media," kata Nawaf di Jakarta pada Rabu (6/3/2024).

"Jadi mereka ada yang di medan perang dan mereka yang berperang di media sosial dengan mengungkap tabir siapa bangsa zionis tersebut, seberapa kejam dan ganasnya mereka itu," tambahnya.

Ulama di Dewan Pembina Persatuan Ulama Muslim Internasional tersebut juga menyebut ada banyak perjuang bersenjata di Gaza.  Seperti al-Qassam sebagai sayap militernya, ada juga Brigade Al-Nasir Salah al-Deen dan lainnya.

"Apakah mereka kuat (melawan Israel)? Bisa dibayangkan Gaza wilayah yang kecil sudah 162 hari bertahan. Persenjataan yang dimiliki oleh pasukan perlawanan Palestina adalah senjata sederhana, tapi mereka tetap bisa melakukan perlawanan," jelasnya.

"Tapi sampai hari ini yang berhasil dibunuh tentara penjajah (Israel) bukanlah pihak militer Palestina, tapi rakyat sipil," tambahnya.

Ia mengatakan kondisi masyarakat saat ini telah kelaparan. Meski ada ribuan truk yang ingin memberikan bantuan kepada warga di Gaza, tapi tak bisa sampai karena kedatangan mereka diblok oleh Israel.

"Ada 2,2 juta masyarakat sipil yang bertahan dalam peperangan ini dan merekalah yang harus dikhawatirkan. Kalau ingin memberikan dukungan, lebih baik berikan kepada mereka," katanya.

Nawaf pun mengungkapkan hingga kini tidak satu senti pun wilayah Gaza yang dikuasai oleh Israel.

"Memang benar tentara penjajah Israel bisa masuk ke wilayah Gaza, baik lewat udara dan darat, tetapi mereka (Israel) tidak bisa memiliki penguasaan utuh terhadap Jalur Gaza. Yang mereka bunuh masyarakat sipil, yang dibom wilayah komunal masyarakat sipil, bukan militer Palestina," paparnya.

Ia pun menyebut perang yang terjadi di Gaza merupakan perang yang istimewa dan unik. Karena wilayah kecil yang dijajah oleh Israel telah mendapatkan bantuan dari negara-negara besar seluruh dunia.

Harapan Terhadap RI dan Boikot

Ulama tersebut juga mengatakan bahwa mereka berharap bahwa Indonesia dapat membantu mendapatkan kemerderaan untuk bangsa Palestina.

"Kami menyampaikan harapan bahwa Bangsa Indonesia yang akan memiliki peran besar untuk memberikan kemerdekaan untuk Bangsa Palestina," katanya.

"Apa yang dilakukan Indonesia sebagai bangsa besar tentunya akan memiliki dampak besar terhadap perjuangan pembebasan Palestina."

Tak hanya itu, mereka juga menghimbau warga dunia, termasuk Indonesia, juga dapat berjihad melalui boikot-boikot produk dan perusahaan yang mendukung Israel.

"Saya menyampaikan, yang disebut jihad saat ini tidak perlu jihad dengan militer dan bersenjata. Banyak jihad yang bisa dilakukan oleh kita, yang tentunya memiliki dampak besar dalam pembebasan perjuangan pembebasan Palestina," paparnya.

"Salah satu contohnya adalah jika semua orang sepakat untuk tidak mengkonsumsi (produk yang mendukung zionis). Kalau itu dikonsumsi, itu akan menyumbangkan untuk lebih mencengkram Palestina. Tentunya jika kita sepakat tidak mengkonsumsi produk-produk tersebut, tentunya dampaknya akan besar."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Pandangan Ulama Terhadap Perayaan Maulid Nabi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular