Siap-Siap, RI Bakal Bangun Pabrik Panel Surya, Ini Lokasinya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 06/03/2024 19:35 WIB
Foto: Pekerja mengangkat panel surya di atas atap Stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS) di Jakarta, Selasa (18/1/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, Indonesia mempunyai peluang untuk memasok komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal tersebut menyusul melimpahnya potensi pasir silika yang dapat digunakan dalam mendukung industri ini.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, dengan melimpahnya potensi pasir silika di dalam negeri, maka pemerintah tengah menyiapkan pembangunan industri hulu panel surya. Salah satunya yang akan dibangun yaitu di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.

"Negara ini punya raw material untuk apa namanya pengembangan Solar PV, silica sand kita sudah mencoba dan menyiapkan Rempang nanti salah satunya untuk pabrik PLTS ya dan banyak lagi di Jateng dan Jatim, itu opportunity kita," ujarnya dalam acara Road to PLN Investment Days 2024 di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Jisman mengatakan, Indonesia sendiri sejatinya memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 3,6 Tera Watt (TW). Namun demikian, pemanfaatannya hingga kini masih tergolong minim.

Padahal, harga listrik yang berasal dari beberapa jenis pembangkit EBT saat ini tergolong sudah ekonomis. Misalnya, harga listrik dari PLTS Cirata yang saat ini sudah ada di level US$ 5,8 sen per kilo Watt hour (kWh).

"Nanti kita akan ekspansi mungkin lebih turun lagi," ujarnya.

Sebelumnya, Jisman memproyeksikan guna mengejar penambahan kapasitas 1,5 Giga Watt (GW) PLTS Atap, RI setidaknya membutuhkan 3,3 juta panel surya. Baik itu yang terhubung dari jaringan PLN dan non PLN.

Menurut dia, program PLTS Atap bisa mendorong produksi modul surya dalam negeri.

"Dengan target 1 GW PLTS Atap yang terhubung jaringan PLN dan 0,5 GW dari non PLN setiap tahun, dengan asumsi kapasitas 1 modul surya 450 Wp, maka diperlukan produksi sekitar 3,3 juta panel surya, hal ini akan mendorong tumbuhnya industri modul surya di Indonesia," kata Jisman dalam acara Sosialisasi Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024 tentang PLTS Atap, Selasa (5/3/2024).

Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menerbitkan revisi aturan mengenai pemanfaatan dari PLTS Atap. Aturan tersebut tertuang dalam peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2024.



(ven/wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Janji Surga" RUPTL Baru, Industri Panel Surya Genjot Produksi