Tito Karnavian Soroti Harga Beras Singapura Lebih Murah, di RI "Sulit"

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
05 March 2024 14:20
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan pemaparan dalam diskusi panel Indonesia Marine And Fisheries Business Forum 2024, di Fairmont Jakarta, pada Senin (5/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan pemaparan dalam diskusi panel Indonesia Marine And Fisheries Business Forum 2024, di Fairmont Jakarta, pada Senin (5/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut harga beras di Singapura lebih murah. Hal itu, kata dia, karena Singapura melakukan impor untuk seluruh kebutuhan pangan di dalam negerinya.

Tito menyebut Singapura merupakan konsumen, tidak ada produsen beras seperti halnya di Indonesia, sehingga semakin murah semakin menyenangkan penduduknya, tidak perlu menyesuaikan dengan harga di tingkat petani.

"Kita harus mencari balance antara menyenangkan produsen dan juga menyenangkan konsumen, karena negara kita adalah juga negara yang memproduksi (beras). (Sedangkan) Singapura adalah negara yang bukan produsen, tapi negara konsumsi. Dia nggak punya pangan, nggak menghasilkan pangan apapun, semuanya impor, jadi strateginya beda," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Stok dan Harga Jelang Puasa dan Idul FItri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).

"Kalau kita nggak. Kalau harganya terlalu murah sekali (kasihan petani). Kalau di Singapura bagaimana caranya harga serendah mungkin, karena yang produsen bukan mereka, yang menyenangkan mereka kan penduduknya yang konsumen semua, jadi makin murah makin senang," lanjutnya.

Berbeda halnya dengan Indonesia yang berperan sebagai negara produsen, pemerintah tidak bisa sewenang-wenang mendatangkan beras impor, lantaran bisa merugikan petani di dalam negeri.

"Kalau kita nggak, Indonesia, kalau murah sekali kasihan petani dan penghasil lainnya, termasuk pengusaha yang juga memproduksi. Sebaliknya, kalau harganya tinggi sekali masyarakat menjerit," ujarnya.

Oleh sebab itu, menurutnya, perlu dilakukan penyesuaian keseimbangan antara mengendalikan inflasi dan juga menjaga harga di hulu dan hilir. "Kita harus mem-balance angka inflasi kita terkendali, menyenangkan kedua-duanya, tersenyum kedua-duanya," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendagri Blak-Blakan Copot Pj Wali Kota Cimahi, Alasannya Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular