Kondisi Beras Jelang Puasa: Beras di Pinggilingan 50% di Bawah Normal

Martya Rizky, CNBC Indonesia
04 March 2024 16:00
Sentra penggilngan padi di Sragen. (Dok. Sekretariat Presiden)
Foto: Sentra penggilngan padi di Sragen. (Dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso blak-blakan, soal kondisi stok beras di penggilingan padi yang anjlok. Di mana saat ini, katanya, rata-rata stok beras di penggilingan padi masih di bawah 50% dari kondisi normal.


Sutarto menyebut, kondisi anjloknya stok beras di penggilingan padi sudah terjadi sejak Agustus 2023 lalu.


"Beberapa waktu ini memang dirasakan pasokan gabah ke penggilingan padi berkurang, sejak Agustus 2023, puncaknya Januari - Februari 2024," kata Sutarto dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Stok dan Harga Jelang Puasa dan Idul FItri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).


Sutarto menyebut harga gabah pasti akan menentukan harga beras. Harga gabah, lanjutnya, telah mengalami kenaikan puncak tertingginya pada awal Februari 2024, sehingga ia memperkirakan harga beras akan mulai turun, lantaran harga gabah sendiri sudah mulai turun di pekan ketiga bulan Februari 2024.

Ia meminta agar pemerintah harus tetap waspada akan lonjakan permintaan pasar di awal bulan Maret ini, sejalan dengan siklus bulanan dan adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa Ramadan.


"Pada Maret ini, jelang Ramadan juga akan meningkatkan tarikan pasar. Agar tidak terjadi kenaikan harga tersebut, kewaspadaan perlu dijaga bersama," ujarnya.


Ia mengungkapkan bahwa kapasitas penggilingan padi saat ini sudah empat kali lipat dibandingkan ketersediaan produksi beras nasional. Kondisi itu akhirnya membuat para pelaku usaha penggilingan menjadi berebut mendapatkan stok gabah dari petani.


Sutarto juga menyebut banyaknya usaha penggilingan padi telah menyumbang kenaikan harga beras, dan juga membuat usaha penggilingan menjadi tidak efisien. Apalagi 95% dari usaha penggilingan padi itu merupakan skala usaha kecil. Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah mulai memprioritaskan revitalisasi penggilingan kecil, alih-alih mengizinkan pembangunan pabrik beras berskala besar.


"Kami Perpadi mohon kiranya kita hati-hati membangun pabrik beras baru, kami justru ingin mendorong agar pemerintah memberikan kesempatan untuk melakukan revitalisasi penggilingan padi yang ada di desa," tutur Sutarto.


Sutarto mengatakan, pada dasarnya para pelaku usaha penggilingan siap untuk bermitra dengan pemerintah dalam rangka menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan mensuplai stok yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Bulog.


"Di sana ada ribuan penggilingan padi yang siap untuk bekerja sama, untuk itu, tentunya kita perlu membangun satu kemitraan yang baik agar betul-betul stok dalam negeri ini bisa disuplai sebanyak-banyaknya oleh penggilingan padi yang ada di desa-desa tersebut, jangan yang kecil-kecil ini ditinggalkan," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Hadapan Jokowi, Mendag Pastikan Stok Beras Aman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular