Wow! Utang AS Melesat Rp 15.701 Triliun Hanya Dalam Waktu 100 Hari

Verda Nano Setiawa, CNBC Indonesia
03 March 2024 17:20
Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang pendanaan untuk Ukraina dari Ruang Roosevelt Gedung Putih, Rabu, 6 Desember 2023, di Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang pendanaan untuk Ukraina dari Ruang Roosevelt Gedung Putih, Rabu, 6 Desember 2023, di Washington. (AP/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beban utang pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir ini. Tercatat, utang Negeri Paman Sam tersebut naik US$ 1 triliun atau Rp 15.701 triliun hanya dalam waktu 100 hari.

Berdasarkan data terbaru Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS), hingga 4 Januari 2024 jumlah total utang publik pemerintah AS untuk pertama kalinya tembus US$ 34 triliun.

Jumlah utang yang fantastis tersebut dicapai hanya dalam waktu 3 bulan tepatnya pada September 2023, setelah utang AS mencapai US$ 33 triliun. Sementara pada Juni 2023 utang AS masih di level US$ 32 triliun.

Sebelumnya, kenaikan US$ 1 triliun dari US$ 31 triliun membutuhkan waktu sekitar delapan bulan. Adapun, utang AS yang merupakan jumlah uang yang dipinjam pemerintah federal untuk menutupi biaya operasional kini mencapai US$ 34,4 miliar, pada Rabu (28/2/2024) waktu setempat.

Bank of America investment strategist, Michael Hartnett meyakini pola kenaikan utang dalam waktu 100 hari ke depan akan masih berlanjut, dengan pergerakan dari US$ 34 triliun naik menjadi ke level US$ 35 triliun.

"Tidak heran perdagangan 'penurunan nilai utang' mendekati level tertinggi sepanjang masa, yaitu emas US$ 2.077/oz, bitcoin US$ 67.734," tulisnya dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (3/3/2024).

Harga emas spot saat ini berada di sekitar US$ 2.084 per ounce, sementara bitcoin baru-baru ini berada di sekitar US$ 61.443.

Moody's Investors Service menurunkan prospek peringkat pemerintah AS menjadi negatif dari stabil pada bulan November karena meningkatnya risiko kekuatan fiskal negara tersebut.

"Dalam konteks suku bunga yang lebih tinggi, tanpa langkah-langkah kebijakan fiskal yang efektif untuk mengurangi pengeluaran atau meningkatkan pendapatan, Moody's memperkirakan defisit fiskal AS akan tetap sangat besar, sehingga secara signifikan melemahkan keterjangkauan utang," kata badan tersebut.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! AS Diramal Resesi Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular