Bos PIS Blak-blakan Dampak Perang Bagi Industri Kapal

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
01 March 2024 18:20
CEO PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: CEO PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping (PIS), Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina (Persero) menilai konflik geopolitik yang meluas ke Laut Merah telah berdampak cukup serius. Khususnya bagi perusahaan yang selama ini menggantungkan jalur tersebut sebagai proses pengiriman barang.

Direktur Utama PIS, Yoki Firnandi menilai situasi yang memanas di laut merah membuat sektor logistik menjadi lebih rumit. Sebab, konflik berkepanjangan di wilayah ini berpotensi mengerek tarif jasa angkutan kapal.

Yoki menjelaskan kenaikan tarif terjadi seiring dengan banyaknya kapal yang berusaha menghindari serangan di Laut Merah. Setidaknya terdapat penurunan jumlah kapal sebesar 60% yang melewati jalur tersebut.

"Banyak kapal yang menghindari laut merah pada saat puncaknya kemarin itu sampai turun 60%. Secara langsung membutuhkan lebih banyak kapal di saat yang sama membuat ongkos logistik naik," ujarnya usai acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, dikutip Jumat (1/3/2024).

Meski begitu, Yoki memandang kondisi ini menjadi peluang bagi perusahaan perkapalan yang melintasi jalur dan rute internasional seperti PIS. Terlebih banyak para pelaku usaha di sektor industri maupun pemerintah berupaya menjaga ketahanan energinya. "Artinya justru demand naik kalau kita lihat. Justru yang kita khawatirkan downside dari makro ekonominya global. Kalau ada resesi dan lain lain," ujar Yoki.

Sebagaimana diketahui, Tarif angkutan laut meroket akibat krisis di Laut Merah. Laporan Wall Street Journal pada akhir pekan lalu menyebut harga rata-rata sebuah peti kemas meningkat lebih dari dua kali lipat secara global dalam sebulan terakhir.

Gangguan ini disebabkan oleh serangan Houthi yang terus berlanjut terhadap kapal kargo di Laut Merah. Serangan kelompok dari Yaman tersebut menyebabkan gelombang kejutan di seluruh rantai pasokan global, penundaan pengiriman serta peningkatan biaya transportasi.

Data Drewry Shipping Consultants yang berbasis di London menunjukkan bahwa rata-rata biaya pengiriman kontainer berukuran 40 kaki di seluruh dunia melonjak 23% menjadi US$3.777 atau sekitar Rp 59,3 juta hanya dalam pekan yang berakhir pada tanggal 18 Januari. Harga tersebut meningkat dua kali lipat jumlah yang dibebankan sebulan yang lalu.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Strategi Pertamina Shipping Kembangkan Bisnis Logistik & Perkapalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular