
Impor Masuk, Pemerintah Pede Harga Beras Turun Bulan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah meyakini inflasi bahan pangan bergejolak atau volatile food turun pada Maret 2024, dipengaruhi ketersediaan pasokan dan mulai turunnya harga jual.
"Dengan pasokan yang akan terpenuhi dan tren harga mulai turun, kami yakin akan turun jatuh volatile food," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (1/3/2024)
Inflasi volatile food sebagaimana diketahui mencapai 8,47% (year on year/yoy) pada Februari 2024, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini naik dari catatan bulan sebelumnya di level 7,22%.
Angka inflasi volatile food itu sendiri menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2022, dipengaruhi oleh inflasi beras yang mencapai 5,32% dengan andilnya paling signifikan, mencapai 0,21%.
Susiwijono menjelaskan, kenaikan inflasi volatile food pada Februari 2024 memang dipengaruhi permasalahan pasokan sepanjang tahun ini akibat menyusutnya lahan padi efek fenomena panas berlebih atau el-nino.
Kondisi itu mengakibatkan produksi beras pada periode Januari-April 2024, berdasarkan prediksi BPS anjlok 17,52% atau sebesar 2,28 juta ton dari 12,98 juta ton pada Januari-April 2023 menjadi 10,71 juta ton.
Di sisi lain, impor beras surat diperoleh akibat pembatasan kebijakan ekspor beras di negara produsen utama beras dunia. Realisasi impor beras Bulog tahun ini baru 500 ribu ton, dari kuota 3,6 juta ton.
"Suplai kita memang agak bergeser karena panen bergeser, dan realisasi impor untuk penguatan cadangan impor belum semua terealisasi," tutur Susiwijono.
Meski begitu, ia menekankan, berdasarkan perhitungan Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan terjadi panen beras di dalam negeri sebanyak 3,5 juta ton pada Maret 2024, membuat ketersediaan pasokan akan memenuhi kebutuhan bulanan konsumsi beras di kisaran 2,5 juta ton.
"Sehingga Maret akan ada tren penurunan harga. Harga internasional pun mulai turun. Jadi dua sisi, supply domestik dan impor kita harga nya trennya akan turun, jadi inflasi pangan di bulan depan akan lebih baik terkendali," ucap Susiwijono.
Kendati begitu, Susiwijono enggan mengungkapkan proyeksi besaran penurunan volatile food pada Maret 2024. Dia hanya memastikan tidak akan lagi bergerak di kisaran 8% seperti catatan bulan ini, dan inflasi umum pun masih akan terkendali di kisaran 2,8%.
"Kita masih yakin mungkin kemarin hitungan kita masih terkendali paling tinggi 2,8% sampai akhir tahun," tegas Susiwijono. Inflasi umum per Februari 2024 ialah 2,75%.
(arm/mij)
Next Article Prabowo Puji Jokowi Saat Meresmikan Puluhan Proyek Listrik di Sumedang