RI Bakal Ketar-Ketir Kalau Harga Nikel Ambles di Level Segini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 01/03/2024 16:20 WIB
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mewanti-wanti posisi harga nikel yang saat ini terus mengalami penurunan. Penurunan harga setidaknya bisa memberikan dampak kepada Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi nikel terbesar di dunia.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto menyebutkan, bila harga nikel dunia saat ini terus menunjukkan penurunan yang signifikan bahkan hingga level US$ 15 ribu per ton, maka bisa berdampak pada penjualan nikel dari Indonesia ke negara lain.

"Kalau (harga) di bawah US$ 15 ribu (per ton) akan banyak supply cut negara lain," ujar dia dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, dikutip Jumat (1/3/2024).


Dia memprediksikan bila harga mencapai level US$ 15 ribu per ton maka bisa membuat negara lain seperti Australia, Kanada, Kaledonia Baru, hingga China memotong suplai dari Indonesia. Hal itu dinilai bisa membuat harga nikel tertahan dan tidak jatuh lebih jauh lagi.

"Kalau demand kolaps bisa kemungkinan turun US$ 15 ribu di situ kita akan banyak smelter Indonesia yang menurunkan kapasitas utilisasi," tambahnya.

Adapun, dia mengatakan jenis smelter nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) akan dibatasi pengajuan izin operasi barunya. "RKEF, stainless steel kita nggak kasih permit baru, tax holiday, untuk yang baru-baru. Kecuali ada pengembangan ke lithium baterai. Kalau stailess steel ga begitu banyak tambah kapasitasnya, kita dorong MHP-nya," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, harga nikel dunia jatuh mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga ini dinilai akibat banjirnya pasokan nikel dari Indonesia.

Mengacu catatan CNBC Indonesia Research, pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang terendah sejak April 2021.

Pendorong utama buruknya kinerja nikel adalah kondisi pasokan yang lebih tinggi dibandingkan permintaan. INSG memperkirakan harga nikel akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di pasar global dan perlambatan ekonomi global.

Harga rata-rata nikel global menurut INSG sebesar US$16.600 per ton pada kuartal pertama dengan harga secara bertahap naik rata-rata US$16.813 per ton pada 2024.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ahli UGM Sebut Kerugian Tambang Raja Ampat Lampaui Kasus Timah