
Warga RI Mohon Sabar Ya! Produksi Beras Baru Jor-joran Bulan April

Jakarta, CNBC Indonesia - Puncak musim panen diprediksi baru akan terjadi pada bulan April 2024 nanti. Produksi beras bulan Maret diprediksi mencapai 3,54 juta ton dan bulan April ditaksir 4,92 juta ton.
Di sisi lain, produksi beras nasional pada periode Januari-April 2024 diprediksi bakal anjlok 17,52% atau 2,28 juta ton secara tahunan.
"Luas panen bulan Maret 2024 diperkirakan mencapai 1,16 juta hektare (ha). Puncak panen diperkirakan terjadi pada bulan April 2024, dengan luas panen 1,59 juta hektare," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam jumpa pers, Jumat (1/3/2024).
Dia memaparkan, angka tetap produksi beras nasional pada bulan Januari-April 2023 tercatat sebanyak 12,98 juta ton. Namun, pada periode sama tahun ini diprediksi hanya mencapai 10,71 juta ton.
Penurunan sejalan dengan menyusutnya luas panen padi pada periode Januari-April 2024 yang diprediksi hanya 3,52 juta hektare (ha). Lebih rendah 16,48% atau sekitar 690 ribu ha dibandingkan periode sama tahun 2023 yang tercatat mencapai 4,21 juta ha.
Produksi Beras Surplus
Data BPS menunjukkan, potensi luas panen padi sejak awal tahun adalah 0,29 juta ha di bulan Januari 2024, lalu naik ke 0,48 juta ha di bulan Februari, meluas jadi 1,16 juta ha di bulan Maret, dan pada bulan April ditaksir mencapai 1,59 juta ha.
Luas panen pada bulan Maret 2024 lebih rendah dibandingkan periode sama tahun 2023 yang mencapai 1,65 juta ha. Luas panen pada bulan Maret 2023 adalah luas terbanyak sepanjang tahun 2023. Sehingga, produksi beras bulan Maret 2024 bisa mencapai 3,54 juta ton. Lalu naik ke 4,92 juta ton di bulan April 2024.
Dengan konsumsi beras nasional diproyeksikan 2,5 sampai 2,6 juta per bulan, produksi beras di bulan Maret-April 2024 akan mengalami surplus.
Kondisi ini berbeda dengan posisi di bulan Januari dan Februari 2024 yang produksi berasnya hanya sekitar 860 ribu ton dan 1,38 juta ton.
Efek El Nino
Di sisi lain mengacu data prediksi luas panen tersebut, sesuai pernyataan pemerintah, puncak musim panen tahun ini memang mengalami kemunduran karena mundurnya musim tanam. Sebagai dampak El Nino.
Habibullah mengungkapkan, fenomena El Nino berdampak pada peningkatan luas bera atau lahan tidak ditanami padi pada periode bulan Oktober-Desember 2023.
Kondisi itu, lanjutnya menyebabkan penurunan luas panen padi di awal tahun 2024.
"Luas tanaman padi (standing crops, yakni vegetatif 1 + vegetatif 2 + generatif) pada bulan Januari 2024 mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2023)," ujarnya.
"Peningkatan luas tanaman padi pada Januari 2024 akan meningkatkan potensi luas panen pada Maret dan April 2024," kata Habibullah.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Beras RI Diramal Anjlok 650.000 Ton, Ini Penyebabnya