Internasional

"Kiamat" Baru Laut Merah Bakal Terjadi, Houthi Warning-Kapal Siap-Siap

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 01/03/2024 07:40 WIB
Foto: Laut Merah (REUTERS/FAWAZ SALMAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi penguasa Yaman, Houthi, akan terus melanjutkan aksinya menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah. Hal ini merupakan langkah solidaritas ke Gaza, sekaligus upaya menekan dunia agar memaksa Israel menghentikan serangannya ke wilayah kantong Palestina itu.

Pemimpin milisi pro-Iran itu, Abdul Malik Al Houthi, mengatakan telah menyiapkan sebuah "kiamat" baru dalam aksi di Laut Merah. Ia mengklaim bakal ada "kejutan" dan tidak akan ada pihak yang siap dengan hal tersebut. 


"Operasi militer kami akan terus berlanjut dan maju,"  kata Al Houthi dikutip dari Reuters, Jumat (1/3/2024). "Kami akan membuat kejutan yang tidak diharapkan musuh kami sama sekali."

Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, Houthi memang melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel. Hal ini pun telah menimbulkan efek global mengingat strategisnya Timur Tengah di panggung perdagangan internasional global dan menjadi pusat produksi migas dunia.

Situasi ini juga membuat negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris turun tangan. Mereka telah menyusun koalisi yang dalam beberapa waktu terakhir melancarkan serangan ke situs-situs yang dimiliki Houthi.

Belum diketahui jelas apa rencana Houthi terbaru. Namun kelompok itu diketahui telah merekrut dan melatih lebih dari 200.000 pejuang baru sejak memulai aksinya di Laut Merah. 

"Dukungan rakyat memberi Houthi modal politik yang sangat besar di Yaman dan menyebabkan perekrutan puluhan ribu pejuang baru," menurut para analis 

Peneliti dari Pusat Studi Strategis Sanaa, Abdulghani Al Iryani menduga ancaman baru Houthi terkait penempatan pasukan terbarunya di wilayah strategis seperti Provinsi Marib, yang kaya sumber daya alam. Diketahui, Marib belum dikuasai sepenuhnya oleh Houthi.

"Provinsi ini memiliki cadangan gas dan minyak yang signifikan, dan merupakan basis utama bagi pemerintah yang diakui secara internasional," tambahnya.

"Kalahnya negara ini akan menjadi pukulan besar bagi koalisi pimpinan Arab Saudi. Namun serangan apa pun kemungkinan besar harus dilakukan setelah berakhirnya perang Israel di Gaza karena melakukan serangan lebih cepat akan mengikis politik utama di Gaza," ujarnya lagi menyebut salah satu cara menghindari "kiamat" bagi kapal-kapal di sana.

Sejak serangan Houthi, lalu lintas di sepanjang Laut Merah turun drastis. Di Desember 2023, angkanya mencapai 25%.

Perusahaan pelayaran terpaksa menghentikan kapal-kapal beroperasi atau mengubah rute ke Cape Town di Afrika Selatan. Marine Traffic, sebuah layanan penyedia pelacakan kapal dan analisis kelautan, juga mencatat penurunan itu.

Perusahaan pelayaran yang menghentikan operasi antara lain Maersk (Denmark), SMC (Italia-Swiss), Hapag-Lloyd (Jerman), CMA CGM (Prancis), serta perusahaan energi BP (Inggris). Pelayaran ke Afrika sendiri meningkat sampai 27% di periode sama.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Liburan Hemat, Naik Kapal Nyaman: Diskon 50% Dari PELNI!