Internasional

Singapura Takkan Putus Hubungan dengan Israel, Ternyata Ini Alasannya

Thea Arbar, CNBC Indonesia
29 February 2024 22:00
Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan. (Bay Ismoyo/Pool Photo via AP)
Foto: Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan. (Bay Ismoyo/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gencatan senjata antara Israel dan Hamas jadi topik yang juga dibahas oleh Parlemen Singapura pada Kamis (29/2/2024). Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan pun menegaskan posisi negaranya terkait kasus tersebut.

Balakrishnan mengatakan serangan Israel di Jalur Gaza sudah "melangkah terlalu jauh", tapi memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut tidak akan menyelesaikan situasi atau mengurangi penderitaan warga Palestina.

"Memutuskan hubungan dengan negara yang tindakannya tidak disetujui Singapura tidak akan bersifat konstruktif dan juga tidak akan mengubah situasi di lapangan," kata Balakrishnan kepada parlemen, seperti dikutip Channel News Asia (CNA).

"Juga... hal ini tidak akan memengaruhi Israel untuk tiba-tiba mengubah kebijakannya atau akan segera mengurangi penderitaan rakyat Palestina," tambahnya.

Balakrishnan juga menambahkan, menjaga hubungan merupakan kepentingan nasional Singapura sebagai negara kecil.

"Kami mengelola hubungan internasional dengan tetap terlibat dalam komunitas internasional dan menjaga hubungan dengan sebanyak mungkin negara," tambahnya.

Dia mencatat, tidak satu pun dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, atau negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania, yang memutuskan hubungan dengan Israel.

Mengenai apakah hubungan dengan Israel terpengaruh oleh posisi Singapura, Balakrishnan mengatakan Singapura menjaga hubungan baik dengan Israel dan Otoritas Palestina.

"Semua pihak tahu bahwa Singapura akan selalu mengutarakan pendapat kami. Bukan secara provokatif, namun karena ini adalah prinsip-prinsip yang kami junjung tinggi dan kami akan terus mempertahankan posisi ini, dipandu oleh kepentingan nasional jangka panjang Singapura dan keadaan unik kami," ujarnya.

Balakrishnan menyebut Singapura telah menegaskan posisinya, termasuk di PBB yang memilih dua resolusi Majelis Umum PBB mengenai perlindungan warga sipil dan menegakkan kewajiban hukum dan kemanusiaan.

Singapura juga akan menyumbangkan bantuan tahap ketiga untuk Gaza melalui Yordania.

"Kami juga akan melanjutkan dukungan lama kami terhadap upaya peningkatan kapasitas Otoritas Palestina melalui Paket Bantuan Teknis yang Ditingkatkan senilai SG$10 juta," katanya.

"Kami melakukan semua ini karena kami menantikan hari ketika ada perdamaian, dan ada negara Palestina yang berfungsi dan mampu, dan bahwa rakyat Palestina mendapatkan perdamaian dan kemajuan yang sangat layak mereka dapatkan."

Di sisi lain, dia menyampaikan apresiasi atas banyaknya warga Singapura yang mempunyai perasaan mendalam terhadap situasi di Gaza, namun menegaskan kembali bahwa kebijakan luar negeri tidak dapat didorong oleh sentimen atau ketertarikan terhadap kelompok eksternal mana pun.

"Meskipun kita mungkin merasakan beragam emosi mengenai hal ini, hal terburuknya adalah membiarkan pertengkaran ini terpolarisasi dan memecah belah kita sebagai warga Singapura," katanya kepada parlemen.

Sejak awal Oktober lalu, pihak berwenang Singapura telah memperingatkan agar tidak mengadakan acara dan pertemuan publik terkait situasi Israel-Hamas.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Update Pasca Gencatan Senjata, 6.800 Orang Hilang di Gaza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular