Foto Internasional

Dibantu Rusia, Detik-detik Satelit Penelitian Iran Meluncur ke Angkasa

Reuters, AP, CNBC Indonesia
Kamis, 29/02/2024 19:35 WIB

Satelit penelitian Iran ini akan memindai topografi Iran dari orbit 500 km (310 mil).

1/5 Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat.  (Roscosmos/Handout via REUTERS)

Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat. Satelit penelitian Iran ini akan memindai topografi Iran dari orbit 500 km (310 mil). (Roscosmos/Handout via REUTERS)

2/5 Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat.  (Roscosmos/Handout via REUTERS)

Dikutip dari AP, Perusahaan Roscosmos yang dikelola pemerintah Rusia mengatakan bahwa roket Soyuz diluncurkan dari fasilitas peluncuran Vostochny di Timur Jauh negara itu untuk membawa satelit Iran dan 17 satelit Rusia ke orbit. (Roscosmos/Handout via REUTERS)

3/5 Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat.  (Roscosmos/Handout via REUTERS)

Pemerintah Iran mengatakan satelit seberat 110 kilogram itu memiliki tiga kamera untuk mengambil gambar untuk keperluan lingkungan, pertanian, dan lainnya. (Roscosmos space corporation via AP)

4/5 Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat.  (Roscosmos/Handout via REUTERS)

Satelit itu akan ditempatkan pada orbit heliosynchronous dan akan berfungsi penuh setelah sistemnya dikalibrasi. (Roscosmos space corporation via AP)

5/5 Satelit Iran Pars 1 diluncurkan ke luar angkasa oleh rudal peluncur Soyuz buatan Rusia pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat.  (Roscosmos/Handout via REUTERS)

Menteri Komunikasi Iran Isa Zarepour mengatakan kepada bahwa program luar angkasa Iran telah diluncurkan sebanyak 23 kali, termasuk 12 peluncuran pada masa pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi. (Roscosmos/Handout via REUTERS)