Ekonomi Gobal 2024 Masih Berat, 6 Permasalahan Ini Menghantui

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
29 February 2024 15:19
Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Jerry Sambuaga memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Jerry Sambuaga memberikan pemaparan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan bahwa perekonomian global pada tahun ini masih akan penuh ketidakpastian, dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang berpotensi menekan laju aktivitas ekonomi.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, setidaknya ada enam aspek yang akan menahan laju perekonomian pada 2024, mulai dari tensi geopolitik hingga pengetatan kebijakan moneter.

"Kalau kita lihat sampai hari ini dihadapkan risiko ketidakpastian global," kata Susiwijono dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, Kamis (29/2/2024).

Secara rinci, Susiwijono mengatakan enam faktor penekan perekonomian atau downside risk itu di antaranya tensi geopolitik yang masih panas, hingga pelemahan ekonomi China dan negara mitra utama lainnya.

Lalu, volatilitas harga komoditas, diikuti masih ketatnya kebijakan moneter negara maju, fragmentasi geo-ekonomi, hingga permasalahan perubahan iklim seiring dengan adanya tantangan dari sisi digitalisasi dan bonus demografi.

"Ini menyebabkan indeks economic policy uncertainty masih tinggi, dan volatility index kecenderungannya mengalami penurunan dipengaruhi berbagai ketidakpastian ini," ucap Susiwijono.

"Ini kira-kira yang kita hadapi beberapa tahun ke depan," tegasnya.

Dengan berbagai permasalahan itu, dia mengatakan beberapa lembaga internasional masih memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global masih akan bergerak di bawah proyeksi kinerja pada 2023.

Misalnya, Bank Dunia kata dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2024 hanya tumbuh 2,4% sedangkan tahun sebelumnya 2,6%. Lalu IMF tetap di level 3,1%, dan OECD 2,7% dari perkiraan untuk 2023 sebesar 2,9%.

"Jadi ekonomi global ini diproyeksikan masih di bawah, untuk tren jangka panjang," ucap Susiwijono.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan dari Chatib Basri, RI Harus Waspada Hadapi Ancaman Ini!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular