Gawat, Produksi Gas RI Diramal Landai Beberapa Tahun ke Depan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 29/02/2024 12:40 WIB
Foto: Malacca Strait PSC, doc.EMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan produksi gas bumi RI diproyeksikan akan mengalami penurunan dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut seiring dengan lapangan-lapangan gas yang ada telah berusia uzur.

Koordinator Penyiapan Program Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Rizal Fajar Muttaqien mengatakan saat ini pemerintah tengah gencar untuk menggenjot pencarian cadangan gas baru. Sehingga bisa menjaga level produksi.

"Berdasarkan data-data produksi, bahwa untuk ke depan produksi gas bumi Indonesia diperkirakan akan terus menurun beberapa tahun mendatang dari lapangan eksisting," kata dia dalam webinar Menelisik Kesiapan Pasokan Gas untuk Sektor Industri dan Pembangkit Listrik, dikutip Kamis (29/2/2024).


Di sisi lain, Rizal mengatakan berdasarkan neraca gas bumi 2023-2032, sektor industri menjadi salah satu konsumen pengguna gas cukup besar saat ini yakni mencapai 30,83%. Kemudian diikuti oleh sektor ketenagalistrikan 11,82%, dan pupuk sekitar 11%.

Sementara untuk ekspor gas bumi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) sebesar 22,18%. Kemudian melalui gas pipa yakni sebesar 8,40% dengan total konsumsi pada akhir 2023 mencapai 5.868 BBTUD.

Rizal mengungkapkan sejumlah regulasi telah ditetapkan dalam mendukung tata kelola gas bumi di Indonesia baik itu di sisi hulu maupun hilir. Mulai dari UU 22/2001 Migas, UU 30/2007 tentang Energi, PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dan beberapa PP lainnya serta Permen ESDM sebagai turunannya.

"Dan sejak tahun 2020, Kementerian ESDM telah menetapkan kebijakan HGBT sesuai arahan presiden untuk 7 industri dan pembangkit listrik untuk kepentingan umum," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 80% LPG RI Berasal Dari Impor!