Sudah Dikasih Harga US$ 6, Industri Masih Tak Serap 100% Alokasi Gas

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 28/02/2024 20:10 WIB
Foto: PGN salurkan gas ke Kawasan Industri GIIC Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. (doc. PGN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan alokasi gas bumi dari tujuh sektor industri penerima Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) US$ 6 per MMBTU masih belum terserap sepenuhnya.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, serapan gas bumi dari sektor industri penerima HGBT sejatinya sudah mulai membaik pada tahun lalu. Meski demikian, realisasinya belum mencapai 100% dari alokasi yang ditetapkan pemerintah.

"Penyerapan 7 industri kami lihat secara umum sudah membaik di 2023 realisasinya di atas 90%. Kenapa tidak terserap 100%, ini sedang kita lakukan evaluasi, dan memang faktornya cukup banyak," kata dia dalam sebuah acara webinar, Rabu (28/2/2024).


Kurnia menjelaskan, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat penyerapan gas penerima HGBT belum optimal. Pertama, faktor dari sisi hulu itu sendiri, di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.

"Mengakibatkan ada alokasi yang sudah direncanakan dalam Kepmen (Keputusan Menteri) jadi ada sedikit fluktuasi, kadang meningkat dan mungkin ada penurunan," ujarnya.

Kedua, dari sisi midstream dan downstream, di mana terdapat beberapa industri yang belum mampu menyerap gas karena adanya kendala operasional atau karena adanya turn around atau perawatan.

"Mungkin sedang shutdown sementara atau dapat alternatif energi, kami sedang lakukan pendalaman," kata dia.

Sebagaimana diketahui, sebanyak tujuh sektor industri penikmat HGBT saat ini terdiri atas sektor industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet. Seluruhnya mendapatkan pasokan gas di bawah harga pasar yakni US$ 6 per MMBTU.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam